Negara dengan Semangat Warganya yang Tak Bisa Diembargo
Annisa Eka Nurfitria, Lc____ Keinginan Amerika beserta antek-anteknya untuk menguasai Iran melalui bonekanya Reza Pahlevi adalah sesuatu yang utopis selama Iran memiliki sosok besar seperti Ayatullah Khomeini. Ayatullah Khomeini merupakan spektrum gabungan peran, mulai dari stois Platonis, filosof Aristotelian, seorang manusia tanah yang menenggak arak fana dari cawan para wali suci bersama al-Andalusi dan Busthami. Kepiawaiannya dalam hal keilmuan tak membuatnya menjadi arogan. Bagai padi semakin berisi ia semakin merunduk. Keistimewaannya inilah yang membuat kata-katanya di dengar dan seruannya di sambut oleh masyarakat Iran. Bahkan hanya demi satu detik hidupnya, rakyat Iran rela mengorbankan nyawa beserta darah mereka.
Ia adalah seorang politikus yang tidak sibuk menerjemahkah akademikus barat dan bangga menggembar-gemborkan pemikiran trias-politika, tapi malah mempersembahkan sebuah sistem negara yang hingga kini menjadi David di hadapan Goliath dunia. Ia adalah pemikir yang tidak hanya melahirkan karya tulis tapi membidani ratusan ribu karya hidup mulai dari politikus sekaliber Beheshti, intelektual kawakan sespektakuler Muthahhari sampai fisikawan sepandai Mostafa Chamran dan kader militan sesederhana Mahmoud Ahmadinejad.
Revolusi Islam Iran menjadi sebuah revolusi terbesar di abad ini setelah Revolusi Prancis. Sebuah revolusi damai, tidak neko-neko yangg dipimpin oleh seorang guru madrasah. Revolusi ini memiliki keunikan yg mengejutkan dunia.Tidak seperti mayoritas revolusi di dunia, revolusi Iran bukan karena krismon, pemberontakan petani dan ketidakpuasan pada militer.Sebuah revolusi tanpa embel-embel nasionalisme, kapitalisme apalagi komunisme. Sang pemimpin revolusi, Ayyatollah Khomeini, tak hanya berwacana mengembar-gemborkan perubahan tapi ia menjungkalkan kerajaan monarki yang berkuasa turun-temurun selama ribuan tahun. Menggantinya dengan ajaran teokrasi yang didasarkan atas Guardianship of the Islamic Jurists (Velayat-e Faqih).Setelah menggulingkan kerajaan Persia kebarat-baratan Syah Pahlevi, iapun tak lantas memperalat keberhasilannya dengan menjadi seorang diktator dan mewariskannya ke anak cucu turun temurun. Bahkan untuk merubah sistem negara tersebut menjadi Republik Islam Iran, Ayatollah Khomeini,melakukan referendum bagi jutaan rakyat negeri itu. Revolusi Islam Iran tak hanya berhenti di tanah Persia,gaungnya menyebar sampai ke penjuru dunia termasuk Indonesia sebagai simbol Islamic Awakening dan perlawanan terhadap westernisasi.
Kini, sudah 44 tahun sejak Revolusi Islam di Iran —revolusi populer yang menggulingkan rezim Pahlavi yang didukung AS — mengubah arah sejarah negara itu. Revolusi Iran tahun 1979 telah digambarkan sebagai peristiwa penting, yang disebut sebagai puncak revitalisasi Islam abad ke-20, dan dianalisis sebagai satu insiden penting yang terus berdampak pada politik di seluruh Iran, Timur Tengah, dan bahkan dunia secara keseluruhan.
Revolusi membawa wacana yang sama sekali berbeda dengan menjatuhkan ribuan tahun pemerintahan monarki ke Republik Islam. Iran, yang pernah menjadi sekutu Amerika Serikat, berubah menjadi salah satu musuh bebuyutannya, melawan kecenderungan imperialisnya. Barat pada umumnya, AS dan Israel pada khususnya, telah menghasut dan mengobarkan perang rahasia dan terang-terangan melawan Republik Islam Iran selama hampir 44 tahun sejarahnya.
Republik Islam, bagaimanapun, masih berdiri tidak terpengaruh, dengan kemampuan pencegahan yang lebih besar dan pengaruh regional yang lebih besar dari sebelumnya. Selama lebih dari empat dekade sekarang, Iran telah menentang banyak dari mereka yang meramalkan keruntuhan Revolusi yang akan segera terjadi.
Pada usia 44, Iran sekarang menjadi kekuatan regional, berkat kemajuan sosial, ekonomi, diplomatik, dan militer selama lebih dari empat dekade. Ini adalah negara yang stabil di wilayah yang tidak stabil, kuat secara militer, dan bersatu melawan kekuatan hegemonik. Iran sekarang berada di garis depan banyak bidang ilmiah, meskipun serangan peretasan dan pembunuhan dilakukan oleh AS dan Israel, bertentangan dengan hukum internasional.
Terlepas dari sanksi ekonomi dan embargo senjata, Iran mengembangkan sektor industri dan manufaktur yang signifikan dalam baja, karet, semen, dan besi yang tidak dimiliki negara-negara lain di kawasan itu, serta sektor-sektor mutakhir seperti otomotif, kedirgantaraan, nanoteknologi, teknologi nuklir damai, dan sel punca di antara kemajuan ilmiah lainnya.
Dampak Revolusi Islam dan Republik Islam tidak terbatas pada Iran, dan meluas ke seluruh dunia Islam dan semua urusan global kontemporer, sebuah kenyataan yang bahkan para penentang dengan enggan mengakuinya setelah lebih dari 44 tahun penyangkalan yang kuat.
Empat puluh empat tahun setelah revolusi, kata-kata Ayatullah Khomeini, pemimpin revolusi, masih bergema, dan ide-idenya yang kuat tentang pembebasan dari dominasi imperialistik, kemandirian dalam urusan dalam dan luar negeri, dan merangkul keadilan sosial dan harmoni terus menginspirasi tidak hanya orang Iran tetapi juga masyarakat di daerah dan sekitarnya.
Sebagai bagian dari perayaan peringatan 44 tahun Revolusi Islam, Iran meluncurkan pangkalan angkatan udara bawah tanah, yang dijuluki “Eagle 44”, yang menurut kantor berita Iran, adalah yang pertama dari jenis ini yang cukup besar untuk menampung jet tempur, pengebom. dan drone. Orang Iran mengklaim ini adalah salah satu pangkalan terpenting mereka, dibangun jauh di bawah tanah untuk melindungi dari serangan udara, jetnya dilengkapi dengan rudal jarak jauh.
Menurut Kantor Berita Fars, pangkalan tersebut “terdiri dari berbagai bagian, seperti area siaga, pos komando, hanggar pesawat tempur, pusat perbaikan dan pemeliharaan, peralatan navigasi dan bandara, serta tangki bahan bakar. Pangkalan bawah tanah menampung jet di lokasi yang aman dan melengkapi pesawat dengan sistem peperangan elektronik dan berbagai bom dan rudal, yang memungkinkan untuk operasi udara dan memperluas jangkauan serangan strategis terhadap sasaran jarak jauh.”
“Setiap serangan terhadap Iran dari musuh kita, termasuk Israel, akan mendapat tanggapan dari banyak pangkalan angkatan udara kita termasuk Eagle 44,” kata Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mohammad Bagheri kepada TV pemerintah.
Mungkin sulit bagi generasi jaman now untuk memahami keagungan Revolusi Islam Iran jika masih berkutat dengan isu konfrontasi old antara Sunni dan Syiah. Sudahlah guys, itu isu basi. Kamu hanya perlu buka mata hatimu untuk melihat Revolusi Islam Iran ini lebih dalam. Revolusi Islam Iran yang agung telah merubah sendi-sendi kehidupan masyarakat Iran yang tadinya tunduk dibawah hegemoni Amerika, menjadi negeri yang #berdikari, independen dan tahan banting. Semakin di bentur-bentur, Iran semakin terbentuk. #dilan taun 90an saja pernah ngefans Ayyatollah Khomeini, lantas kenapa kamu yang millennial harus alergi ?
Referenasi :
https://www.businessinsider.com/iran-unveils-underground-base-to-protect-aging-f4-fighter-jets-2023-2