Adab Kekinian Dalam Al-Qur’an
Fenomena dunia saat ini semakin hari semakin terpuruk dan mengalami degradasi yang cukup signifikan. Banyak perilaku manusia melanggar norma-norma adab, artinya banyak manusia yang tidak beradab. Perilaku tersebut sudah ada sejak dimulainya peradaban lahirnya manusia ke dunia. Kejahatan, kedengkian, dan kezaliman dalam kisah kedua putra Nabi Adam AS adalah sebagai contoh awal perilaku buruk dari seorang manusia. Pada saat itu Gabil menjadi korban dari perilaku Habil sehingga membuatnya terbunuh.
Sejak Nabi Adam AS diturunkan Oleh Allah SWT hingga lahirnya Nabi Muhammad SAW perilaku tersebut terus ada hingga sampai saat ini. Allah SWT dalam kitab-Nya berfirman bahwa menciptakan manusia sebagai ciptaan-Nya yang paling sempurna diantara ciptaan-Nya yang lain [QS. 17:70]. Namun, manusia mempunyai kelemahan yang pada hakikatnya ia selalu berada dalam lingkaran setan dan terbelenggu oleh hawa nafsunya sendiri. Ketika manusia telah terjebak dalam lingkaran tersebut, setan dengan mudah membimbing kearahnya, lalu menjerumuskannya hingga manusia tersebut terpuruk dan terhina.
Sesungguhnya Allah SWT menciptakan setan sebagai bahan ujian bagi manusia, agar manusia tidak tergoda pada rayuan setan dan tetap berada pada jalan yang telah Allah SWT tetapkan [QS. 2:169].
Degradasi Adab Manusia
Perilaku buruk manusia dalam kehidupan masyarakat kita semakin meningkat. Terutama bagi para generasi muda penerus peradaban manusia itu sendiri. Dalam berita nasional maupun luar negeri perbuatan mereka tidak lebih kejam dari seekor binatang, keji, zalim dan tidak manusiawi. Saya melihat setan telah berhasil menguasai manusia-manusia tersebut dan membuatnya terjerumus ke dalam kenistaan, keterhinaan dan lebih kotor dari seekor binatang yang ada dalam kehidupan masyarakat kita.
Kebohongan, kemunafikan, kesombongan, hasud, suuzan, ghaibah, fitnah, adu domba, tamak dan sebagainya yang membuat kehidupan manusia semakin hancur. Orang-orang yang mempunyai perilaku demikian tidak dapat menjaga perdamaian dunia. Perilaku demikian pun yang memicu perang dunia pertama dan kedua. Dengan kuasanya mereka sombong, mengadu domba satu sama lain agar ketamakan mereka terpenuhi. Sehingga banyak manusia yang tidak berdosa menjadi korban atas kenistaan perilaku mereka.
Pada dekade ini pun banyak organisasi masyarakat yang telah berkembang diseluruh dunia. Misi mereka untuk mengadu domba antar umat manusia yang tak sedikit menelan korban. ISIS adalah salah satu produk yang ada pada saat ini. ISIS adalah sebuah organisasi masyarakat yang telah berhasil disusun oleh kebohongan untuk merekrut manusia membangun rezim kezaliman di dunia. Setiap daerah yang dikuasainya dijadikan sebagai basis penyebar fitnah, kebohongan, hasud, adu domba dan ketamakan dalam mencapai ambisinya. Brutal, zalim, keji, tidak pandang bulu adalah perilaku yang ditampakkan pada masyarakat dunia. ISIS adalah kelompok yang mengalami degradasi adab yang ada pada zaman ini. Ironis bukan, bahwa manusia lebih kejam dari buasnya seekor hewan.
Dua Demensi Adab Manusia
Dua dimensi adab ini yang akan menentukan derajat manusia itu sendiri. kita sebagai manusia dapat menjadi manusia mulia dan dapat pula menjadi manusia terhina. Artinya, bersikap terpuji dengan adab mulia dapat diterapkan dalam kehidupan kita, perilaku buruk pun demikian, semua itu tergantung bagaimana kita mencari jati diri kita sendiri. Manusia juga mempunyai kesadaran, akal dan kebijakan yang dapat mengantarkan kita melakukan kebajikan. Namun, manusia juga mempunyai hawa nafsu yang akan mengarahkannya kepada keburukan.
Setiap manusia mempunyai kodrat yang menggiring dirinya agar berada dijalan yang benar. Allah SWT telah mengisyaratkan hal itu dalam firman-Nya “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan lapang dan diridhai. Lalu masuklah di dalam golongan para hamba-Ku dan masuklah surga-Ku” [QS. 89:27-30]. Namun, manusia juga dapat membawa dirinya ke jalan yang menyimpang, keburukan dan kenistaan. Manusia kikir, serakah, pembuat kericuhan, tidak sabar, terburu-buru dan tidak tahu berterima kasih, dan pada akhirnya ia akan terpuruk, sebagaimana firman-Nya “kemudian Kami kembalikan dia (manusia) ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)” [QS. 95:5].
Ajaran para Nabi dan keluarganya berserta para muridnya serta ulama dan fuqaha dari zaman ke zaman mempunyai dedikasi untuk mewujudkan agar semua manusia mendapatkan mahkota kehormatan ilahi. sebagaimana dalam kitab-Nya “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan” [QS. 17:70].
Saya melihat saat ini banyak sekali orang yang kurang perhatian terhadap pendidikan adab. Orang tua, guru, masyarakat umum hingga para ulama’ mempunyai tanggung jawab besar untuk melanjutkan visi dan misi akhlaqul karimah nabi Muhammad SAW. Namun, pada hakikatnya pekerjaan mulia itu sudah jarang diminati. Orang tua pada saat ini lebih memilih anaknya menjadi seorang dokter, arsitek, kontraktor chemistry, mekanik petroleum dsb, yang jauh dari pelajaran adab. Dinas pendidikan pemerintah pun tidak begitu gencar untuk mensosialisasikan pendidikan moral dan adab yang terkandung dalam Pancasila.
Sudah banyak kejadian yang dilakukan oleh orang yang tidak beradab. Dengan demikian, secara umum tulisan saya yang berikutnya akan menjabarkan apa yang menyebabkan manusia berada dalam lingkaran setan dan terbelenggu oleh hawa nafsunya sendiri. Selain itu, saya juga akan menceritakan bagaimana setan membimbing manusia tetap berada dalam lingkarannya dan membuat manusia selalu ragu dalam berperilaku. Tidak cukup itu saja, saya juga akan menjelaskan bagaimana kita dapat menghadapi lingkaran setan yang selalu menjebak kapan dan dimana saja kita berada.
Bersambung…
Oleh: H. A. Shahab