Ayatollah Khamenei dan Sistani: Menjadi Target Israel Karena Fatwa Perlawanan
Annisa Eka Nurfitria,M.Sos—– Dalam beberapa waktu terakhir, media Israel secara terbuka melaporkan bahwa Ayatollah Ali Khamenei dan Ayatollah Ali Sistani telah menjadi target utama dalam strategi intelijen mereka. Hal ini terkait erat dengan kemampuan kedua tokoh agama ini dalam memberikan fatwa yang mampu memobilisasi massa untuk melawan penindasan, terutama terhadap rakyat Palestina. Fatwa yang dikeluarkan oleh keduanya telah memberikan dorongan moral dan legitimasi bagi berbagai kelompok perlawanan, menjadikan mereka ancaman nyata bagi keamanan Israel.
Latar Belakang: Kekuatan Fatwa dalam Mobilisasi
Fatwa adalah keputusan hukum yang dikeluarkan oleh seorang ulama dalam konteks hukum Islam. Fatwa memiliki kekuatan besar dalam mempengaruhi perilaku dan tindakan umat Muslim. Dalam situasi konflik, fatwa dapat menjadi instrumen untuk memobilisasi dukungan dan menciptakan kesadaran akan pentingnya perlawanan.
Ayatollah Sistani, sebagai salah satu ulama terkemuka di Irak, memiliki pengaruh yang signifikan, terutama setelah mengeluarkan fatwa pada tahun 2014 yang menyerukan kepada rakyat Irak untuk melawan ISIS. Fatwa ini berkontribusi besar dalam pembentukan Pasukan Mobilisasi Populer (*Hashd al-Shaabi*) dan menunjukkan betapa kuatnya pengaruh seorang ulama dalam konteks perjuangan melawan penindasan. Ini adalah contoh bagaimana fatwa dapat memberikan motivasi dan tujuan kepada masyarakat dalam situasi yang paling sulit sekalipun.
Sementara itu, Ayatollah Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, secara aktif mengeluarkan fatwa yang mendukung perlawanan terhadap Israel. Dalam berbagai kesempatan, Khamenei menekankan bahwa perjuangan melawan penjajahan Israel adalah kewajiban moral bagi seluruh umat Islam. Karyanya yang berjudul *Palestina: Sebuah Kewajiban yang Tak Tergoyahkan* menegaskan pentingnya bersatu dalam menghadapi musuh bersama. Dalam pandangannya, melawan penindasan adalah bagian integral dari identitas umat Islam yang tidak dapat diabaikan.
Ancaman bagi Israel
Media Israel telah berulang kali menyoroti bahwa kedua ulama ini adalah ancaman strategis. Dalam laporan yang diterbitkan oleh surat kabar Israel, Haaretz, disebutkan bahwa Khamenei dan Sistani dianggap sebagai “tokoh berbahaya” yang mempengaruhi banyak orang untuk mengambil bagian dalam perlawanan melawan Israel. Dengan mengeluarkan fatwa yang berani, keduanya mampu memobilisasi dukungan yang luas, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di seluruh dunia Muslim.
Salah satu alasan utama Israel menganggap mereka sebagai target adalah karena fatwa yang dikeluarkan Sistani dan Khamenei memberikan legitimasi moral bagi kelompok-kelompok perlawanan seperti Hamas dan Hizbullah. Kedua kelompok ini, yang telah terlibat dalam konflik bersenjata dengan Israel, menggunakan fatwa sebagai dasar untuk tindakan mereka, yang membuat upaya Israel untuk menekan mereka menjadi semakin sulit. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh Sistani dan Khamenei tidak hanya terbatas pada batasan negara, tetapi meluas ke seluruh dunia Muslim yang terinspirasi oleh ajaran dan fatwa mereka.
Mempengaruhi Opini Publik
Fatwa yang dikeluarkan oleh Sistani dan Khamenei tidak hanya berdampak pada mobilisasi perlawanan, tetapi juga pada opini publik. Media internasional dan lokal mengamati dengan seksama bagaimana kedua pemimpin ini berpengaruh dalam membentuk narasi perlawanan terhadap Israel. Dalam konteks ini, banyak kelompok di dunia Muslim mulai menunjukkan solidaritas mereka dengan Palestina, terinspirasi oleh fatwa dan pernyataan yang dikeluarkan oleh kedua ulama.
Laporan dari Al Jazeera menunjukkan bagaimana fatwa-fatwa ini berhasil menarik perhatian dunia, mendorong berbagai organisasi untuk meningkatkan dukungan bagi rakyat Palestina. Sistani, khususnya, dikenal karena pendekatannya yang moderat, tetapi ketika situasi memerlukan, ia tidak ragu untuk mengeluarkan fatwa yang mendorong aksi nyata. Ini menunjukkan bahwa kedua pemimpin ini tidak hanya berfungsi sebagai tokoh spiritual, tetapi juga sebagai pemimpin yang dapat menggerakkan masyarakat untuk bertindak. Ketika fatwa dikeluarkan, banyak yang merasakan panggilan untuk bertindak, baik melalui protes, donasi, maupun bentuk dukungan lainnya.
Respon Israel terhadap Fatwa
Dalam respon terhadap pengaruh Sistani dan Khamenei, Israel seringkali mengadopsi pendekatan yang agresif. Mereka menggunakan media untuk mendiskreditkan kedua ulama ini, berusaha menciptakan narasi bahwa fatwa mereka menyebabkan kekerasan dan ketidakstabilan. Namun, banyak yang menganggap bahwa justru dengan menyerang reputasi Sistani dan Khamenei, Israel menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk menghadapi pengaruh positif yang dihasilkan oleh fatwa-fatwa tersebut.
Media Israel juga mengklaim bahwa tindakan militer mereka terhadap kelompok-kelompok perlawanan sering kali dipicu oleh pernyataan atau fatwa dari kedua ulama ini. Dengan kata lain, setiap kali Khamenei atau Sistani mengeluarkan fatwa, Israel merasa perlu untuk merespons secara militer. Ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman yang dianggap datang dari keduanya, dan mencerminkan bagaimana fatwa dapat membangkitkan semangat perjuangan di kalangan masyarakat.
Dampak Jangka Panjang
Dampak dari fatwa-fatwa ini bukan hanya dalam konteks jangka pendek, tetapi juga dalam membentuk cara umat Islam melihat konflik di Palestina. Melalui fatwa yang jelas dan tegas, Sistani dan Khamenei berhasil menanamkan ide bahwa perlawanan adalah bagian dari identitas umat Muslim. Ini memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk terlibat dalam perjuangan yang lebih luas. Dengan demikian, fatwa menjadi instrumen yang tidak hanya memobilisasi, tetapi juga mengedukasi dan membentuk kesadaran sosial.
Dengan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, baik Khamenei maupun Sistani terus menjadi suara yang didengarkan. Mereka berdua menunjukkan bahwa melalui fatwa yang berani, seorang ulama dapat menjadi pemimpin perubahan sosial yang signifikan. Dalam konteks ini, mereka tidak hanya menjadi target, tetapi juga simbol harapan bagi banyak orang yang menginginkan keadilan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Ayatollah Khamenei dan Sistani telah menjadi target bagi Israel karena kemampuan mereka untuk memobilisasi perlawanan melalui fatwa. Mereka menunjukkan bagaimana tokoh agama dapat memiliki pengaruh yang jauh melampaui batasan geografis dan politik. Melalui tindakan mereka, keduanya tidak hanya membela hak-hak umat Islam tetapi juga menciptakan narasi yang menginspirasi perlawanan terhadap penindasan.
Dengan adanya laporan media yang menyoroti status mereka sebagai target, jelas bahwa pengaruh Sistani dan Khamenei tidak dapat dipandang sebelah mata. Mereka adalah pemimpin yang memberikan harapan dan mobilisasi bagi banyak umat Islam di seluruh dunia, dan ancaman yang mereka hadapi justru membuktikan betapa pentingnya peran mereka dalam memperjuangkan keadilan.
Sumber Referensi
- Haaretz. “Iran’s Khamenei and Iraq’s Sistani: The New Faces of Resistance.” [Haaretz](https://www.haaretz.com)
- Al Jazeera. “The Impact of Religious Fatwas on the Middle East.” [Al Jazeera](https://www.aljazeera.com)