Boikot; Power Perempuan dan Bela Palestina
Euis Daryati, MA—– Setahun berlalu sejak agresi Israel 7 Oktober 2023 jumlah rakyat Palestina yang terbunuh, di Gaza, di Rafah dan wilayah Palestina lainnya begitu banyak, warga cedera, belum yang masih tertimbun di bawah reruntuhan. Jalur Gaza telah hancur dan berubah menjadi kota abu karena insfrastruktur serta bangunan-bangunan hancur dibom tanpa ampun oleh Israel. Israel telah menyebarkan kebohongan dengan memutarbalikkan fakta mengatakan bahwa serangan-serangan tersebut dilakukan untuk membela diri. Tentu masyarakat internasional sudah faham tingkah polah dari Israel yang bertindak semena-mena karena didukung oleh AS-CS dan Hukum Internasional mandul dan tumpul tidak dapat memberikan hukuman atas kejahatan mereka. Dubes Israel Danny Danon pernah berorasi di PBB dan menunjukkan Kitab Suci (Ayat Bibel) sebagai Sertifikat alasan/legimitasi hak kepemilikan mereka atas Palestina. Tentunya itu adalah argumentasi konyol untuk legimitasi atas kepemilikan Palestina.
Israel telah menghancurkan Gaza, kemudian warga Palestina dijebak dan dikurung di wilayah kecil, dikepung oleh dinding berlapis berkawat-duri setinggi 7 meter yang dibangun Mesir sepanjang perbatasannya dengan Gaza. Pemerintah Mesir masih menutup pintu perbatasan Rafah sehingga pasokan bantuan tidak dapat masuk, warga Gaza kehausan, kelaparan, tanpa obat-obatan dan fasilitas medis. Di kota kecil Rafah itulah 1,5 juta warga Palestina menumpuk jadi kota tenda dan pengungsian sementara Israel memborbardir mereka dengan pasokan senjata AS dan diamnya para pemimpin Arab. Ini adalah puncak genosida di era sekarang, tapi kekuatan dunia tidak mampu melakukan apa-apa atas kejahatan ini.
Bahkan mirisnya saat seorang Jurnalis Amerika memperlihatkan foto dan video anak-anak Palestina yang tewas dibantai, Andy Ogles, anggota Kongres AS dengan sengit mengatakan, “Kita harus membunuh mereka (anak-anak Palestina) semuanya.”
Kejahatan Israel tidak berhenti di Palestina, mereka juga membombardir Libanon yang menyebabkan banyak korban berjatuhan dari warga sipil, bahkan mereka pun telah membunuh para pemimpin poros perlawanan, seperti Ismail Haniyah, Sayid Hasan Nasrullah, Yahya Sinwar dan lainnya. bahkan mereka pun terus memburu para pengganti pemimpin tersebut hingga syahid.
Dengan semua kejahatan yang dilakukan Israel dan sekutunya, juga diamnya para pemimpin Arab, semangat kita jangan sampai kendor untuk terus menyuarakan bela Palestina, dengan segala cara yang dapat kita lakukan, mulai doa, kekuatan kata-kata, media sosial, donasi, boikot, terkhusus boikot karena efeknya sangat luar biasa. Gerakan boikot akan mampu melemahkan bahkan dapat melumpuhkan kekuatan Zionis untuk menindas Palestina. Dalam Gerakan boikot perempuan memiliki power dan peranan signifikan, misalnya banyak produk rumah tangga itu boikot, atau brand-brand tertentu yang banyak dibutuhkan perempuan. Perempuan, baik remaja maupun ibu-ibu jangan tergoyahkan oleh promo-promo produk boikot yang sekarang gencar dilakukan. Kita harus kuat dan tetap konsisten dalam bela Palestina dengan beberapa alasan;
Solidaritas Kemanusiaan
Rezim Zionis Israel dalam penjajahan mereka sejak berdirinya pada tahun 1948 telah melakukan banyak kejahatan kemanusiaan, mereka terus mencaplok wilayah-wilayah palestina dan mengusir ribuan penduduk palestina yang kemudian membagun pemukiman illegal bagi penduduk Yahudi Israel. Anak-anak tak berdosa dibunuh dan dipenjarakan, dan sekarang puncaknya genosida
Ini adalah tugas semua manusia lintas agama, ras, bangsa, suku dalam membela Palestina dan melawan kejahatan kemanusiaan yang telah dilakukan Zionis Israel, sebagai manusia kita tidak dapat membiarkan manusia lainnya tertindas tanpa menolongnya. Dalam Khutbah Nahjul Balagah Imam Ali as saat memberikan pesan politik kepada Malik Asytar sebagai Gubernur Mesir untuk memperlakukan warganya dengan adil mengatakan bahwa ‘sebagian sebagai saudara sesama manusia sebagian sebagai saudara seagama’. Artinya sebagai manusia kita harus menolong manusia lainnya.
Menjalankan Konstitusi Negara
1945 sebagai konstitusi dan pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara. Dalam pembukaan UUD 1945 dengan tegas bahwa kita harus membela negara yang belum merdeka dan melawan penjajahan.
Dalam pembukaan UUD 45 Alinea pertama berbunyi, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Sejak tahun 1948 hingga kini Zionis Israel telah menjajah Palestina karena itu berpegangan pada UUD 45 kita sebagai warga negara Indonesia wajib membela Palestina. Juga, Presiden pertama RI, Ir. Soekarno pada tahun 1962 telah menegaskan bahwa Bangsa Indonesia akan tetap menentang penjajahan Israel terhadap Palestina.
“Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.”
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Sejak tahun 1948, Palestina diduduki atau tepatnya dijajah Israel hingga kini, karena itu berdasarkan UUD 45 dan pernyataan presiden pertama RI, kita wajib membela Palestina dan menentang Israel.
Solidaritas Keislaman dan Keimanan
Mukmin satu dengan mukmin yang lainnya adalah bersaudara, apa pun suku, ras, warna kulit, dan bahasanya. Ikatan persaudaraan itu menuntut adanya kebersamaan rasa dalam suka dan duka, karena itu harus saling menolong.
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang beriman adalah bersaudara.” (Q.S Al-Hujurat:10)
Bahkan lebih tegas lagi Rasulullah Saw mengancam orang muslim yang tidak peduli kepada muslim lainnya itu dianggap bukan muslim.
مَنْ أَصْبَحَ لَا يَهْتَمُّ بِأُمُورِ الْمُسْلِمِينَ فَلَيْسَ مِنْهُمْ وَ مَنْ سَمِعَ رَجُلًا يُنَادِي يَا لَلْمُسْلِمِينَ فَلَمْ يُجِبْهُ فَلَيْسَ بِمُسْلِمٍ
“Barangsiapa yang paginya tidak memperhatikan urusan kaum muslimin maka ia tidak termasuk dari kaum muslimin. Dan barangsiapa yang telah mendengar seruan seseorang yang berkata, “Wahai kaum muslimin” namun tidak menjawabnya maka ia bukan termasuk orang muslim.”
Kita wajib membela Palestina sebagai saudara seagama, sama-sama muslim. Allah telah menjanjikan bahwa kemengan atas kaum tertindas dalam melawan kaum mustakbirin, namun hal tersebut dapat terwujud dengan berbagai sebab, karena alam ini ialah alam materi, yang terwujud semuanya berdasarkan sebab-akibat. Terdapat syarat-syarat untuk mencapai kemenangan, bila Zionis Israel dengan persatuan dan kesolidannya di seluruh dunia dapat menguasai dunia, menjajah palestina selama 76s tahun, membunuh mereka tanpa ada yang bisa menghukumnya, semua ini bukti betapa solid dan kuatnya persatuan antara Yahudi Zionis dalam mendukung Israel. Sebaliknya, bangsa-bangsa muslim enggan bersatu dalam mmbela palestina. Karena itu, kesolidan harus dilawan dengan kesolidan, persatuan harus dilawan dengan persatuan di antara kaum dan negara-negara Islam dalam mendukung pembebasan palestina, barulah kita akan mencapai kemenangan.
وَقَضَيْنَآ اِلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ فِى الْكِتٰبِ لَتُفْسِدُنَّ فِى الْاَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيْرًا. فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ اُوْلٰىهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَآ اُولِيْ بَأْسٍ شَدِيْدٍ فَجَاسُوْا خِلٰلَ الدِّيَارِۗ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُوْلًا
“Dan Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu, “Kamu pasti akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang perkasa, lalu mereka merajalela di kampung-kampung. Dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.” (Q.S Al-Isra:4-5)
Juga, sebagai pecinta Ahlul Bait as dalam rangka merealisasikan konsep Tabarri bagian dari ajaran Ahlul Bait as, agar berlepas tangan dari musuh Allah, para Maksumin dan orang yang memusuhi mereka.
Jadi, tidak ada alasan lagi untuk tidak membela Palestina, dan kita harus konsisten dalam hal itu. Dan perempuan memiliki peran luar biasa dalam hal ini sampai Palestina mendapat kemerdekaan, “free… free… free Palestina, stop genosida, save Palestina, save Gaza, save Rafah, save Libanon!”