Gaza, medan Karbala masa kini
Umat Muslim di seluruh dunia baru saja mengenang peristiwa tragis di Karbala yang terjadi lebih dari 1.300 tahun yang lalu, di mana Imam Husain, keluarganya, dan sekelompok kecil pengikut setianya dibantai oleh tentara Yazid. Imam Husain dan para pengikutnya membela kebenaran (haqq), sementara tentara Yazidi mewakili segala sesuatu yang tercela dalam Islam. Hal ini dipahami dan dihargai oleh hampir semua Muslim.
Yang sering kurang dipahami dan dihargai adalah kesamaan yang mencolok antara tragedi Karbala dan penderitaan saat ini yang dialami oleh warga Palestina, terutama di Gaza. Bagi umat Muslim, seharusnya lebih mudah untuk melihat kesamaan ini. Bagaimanapun, warga Palestina di Gaza dikepung oleh penjajah Zionis selama bertahun-tahun. Zionis juga didukung oleh AS dan hampir seluruh dunia Barat, termasuk banyak penguasa Muslim yang disebut-sebut.
Seperti di Karbala, di Gaza umat Muslim hampir ditinggalkan oleh seluruh Ummah. Faktanya, rezim-rezim di sekitar Palestina yang diperintah oleh penguasa Muslim yang disebut-sebut telah menjadi kaki tangan yang rela menyiksa umat Muslim. Kita menyaksikan peringatan pertama serangan Zionis di Gaza, namun pengepungan, pembunuhan, dan penindasan masih berlanjut. Warga Palestina bahkan tidak bisa membangun kembali rumah-rumah yang hancur akibat pengeboman Israel, apalagi kehidupan mereka yang hancur.
Penting bagi umat Muslim untuk melihat kesamaan ini dan memahami pelajaran sejarah agar tidak mengulanginya.
Menyelami lebih dalam tragedi Karbala, kita akan menemukan berbagai peristiwa yang sangat memilukan dan menyentuh hati. Salah satunya adalah pembantaian Imam Husain dan keluarganya yang tidak hanya mencakup orang dewasa, tetapi juga anak-anak dan bayi. Salah satu peristiwa yang paling mengguncang adalah kematian Ali Asghar, putra bayi Imam Husain. Dalam keadaan terdesak dan kehabisan air, Imam Husain mendekati tentara Yazid dengan menggendong Ali Asghar yang saat itu hanya berusia enam bulan. Beliau memohon air untuk bayinya yang kehausan, tetapi sebagai balasannya, seorang pemanah Yazid menembakkan anak panah yang menembus leher bayi tak berdosa tersebut, menambah duka dan penderitaan yang dialami oleh keluarga Imam Husain.
Kejadian ini mengingatkan kita pada banyak insiden tragis yang terjadi di Gaza, di mana anak-anak dan bayi menjadi korban kekerasan dan pengeboman tanpa pandang bulu. Seperti halnya Ali Asghar yang menjadi korban kezaliman tentara Yazid, banyak anak-anak di Gaza yang tidak berdosa harus kehilangan nyawa mereka akibat serangan brutal dan pengepungan yang dilakukan oleh tentara Zionis. Gambar-gambar anak-anak yang terluka atau terbunuh di Gaza mengingatkan kita pada kepedihan yang dialami oleh keluarga Imam Husain di Karbala.
Selain itu, penderitaan yang dialami oleh keluarga Imam Husain dan para pengikutnya yang setia juga tercermin dalam kehidupan warga Palestina di Gaza yang terus-menerus berada di bawah pengepungan dan serangan. Selama pertempuran di Karbala, pasukan Yazid memutus akses air ke kemah Imam Husain, meninggalkan mereka dalam keadaan kehausan dan kelaparan. Situasi serupa dialami oleh warga Gaza yang menderita karena blokade yang membuat mereka kekurangan air bersih, makanan, dan obat-obatan. Penderitaan ini diperparah oleh serangan militer yang terus-menerus menghancurkan infrastruktur dan membuat hidup semakin tidak tertahankan.
Perjuangan Imam Husain melawan kezaliman dan ketidakadilan juga menjadi inspirasi bagi banyak warga Palestina yang tetap gigih berjuang meskipun menghadapi kekuatan militer yang jauh lebih besar. Imam Husain berdiri tegak melawan tentara Yazid meskipun tahu bahwa peluang untuk menang sangat kecil. Demikian pula, warga Gaza tetap bertahan dan berjuang untuk hak-hak mereka meskipun menghadapi tentara Zionis yang dilengkapi dengan persenjataan canggih dan dukungan internasional.
Imam Husain dan para pengikutnya memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, yang seharusnya menjadi teladan bagi semua umat Muslim dalam menghadapi ketidakadilan di dunia saat ini. Tragedi Karbala bukan hanya tentang pertempuran fisik, tetapi juga tentang pertarungan moral dan spiritual melawan kezaliman. Pesan ini sangat relevan bagi warga Gaza yang berjuang melawan penindasan dan mencari keadilan di tengah kondisi yang sangat sulit.
Sebagai umat Muslim, penting bagi kita untuk memahami dan mengapresiasi kesamaan antara tragedi Karbala dan penderitaan di Gaza. Kita harus belajar dari sejarah agar tidak mengulang kesalahan yang sama dan harus berdiri bersama dalam solidaritas untuk mendukung mereka yang tertindas. Dengan mengenang pengorbanan Imam Husain dan memahami penderitaan warga Gaza, kita dapat menemukan inspirasi untuk terus memperjuangkan kebenaran dan keadilan di dunia ini.
Penting juga untuk menyadari bahwa dukungan terhadap warga Gaza bukan hanya masalah politik atau kemanusiaan, tetapi juga merupakan tanggung jawab moral dan spiritual sebagai umat Muslim. Seperti halnya Imam Husain yang tidak mundur meskipun menghadapi kematian, kita juga harus berani mengambil sikap dan mendukung mereka yang tertindas, terlepas dari konsekuensi yang mungkin kita hadapi. Hanya dengan cara ini kita dapat menghormati warisan Imam Husain dan memastikan bahwa tragedi seperti Karbala tidak akan terulang kembali dalam bentuk lain di masa depan. Kesamaan-kesamaan ini harus menjadi pengingat akan tanggung jawab kita sebagai umat Muslim untuk selalu berpihak pada kebenaran dan keadilan, serta memberikan dukungan nyata kepada mereka yang sedang mengalami penderitaan dan ketidakadilan.
Selain itu, penting bagi komunitas internasional, termasuk negara-negara Muslim, untuk mengambil tindakan nyata dalam membantu mengakhiri penderitaan warga Gaza. Ini bisa dilakukan melalui tekanan diplomatik, bantuan kemanusiaan, dan dukungan politik untuk menyelesaikan konflik yang sedang berlangsung. Dengan demikian, kita tidak hanya mengenang dan merenungi tragedi masa lalu, tetapi juga bertindak untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan. Upaya kolektif ini akan menunjukkan bahwa kita benar-benar menghargai pengorbanan Imam Husain dan berkomitmen untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan damai b