Gaza Telah Menang, Palestina Akan Menang
Annisah Eka Nurfitria, M.Sos____ Setelah lebih dari 15 bulan guncangan yang mengiris hati, Gaza, bagian tak terpisahkan dari Palestina, akhirnya meraih momen yang layak dirayakan—gencatan senjata. Namun, ini bukan sekadar akhir dari kekerasan. Ini adalah kemenangan yang menandakan ketahanan tak tergoyahkan dan semangat yang tidak akan pernah padam. Gaza, dengan segala penderitaannya, kini berdiri lebih kuat meski lebih dari 46.000 nyawa telah hilang dalam perjuangan. Ini adalah pengingat bahwa Palestina, meski dihancurkan oleh kebiadaban, tak akan pernah tunduk. Gencatan senjata adalah kemenangan; kemerdekaan Palestina adalah tujuan yang lebih besar.
Di bawah serangan yang tak henti-hentinya, Gaza telah membuktikan ketahanannya dengan cara yang luar biasa. Dalam rentang waktu lebih dari setahun, kekuatan militer Israel yang mumpuni gagal menundukkan Gaza. Pemboman yang meluluhlantakkan rumah-rumah, pembunuhan terhadap warga sipil, dan pengepungan yang mematikan tak mampu mematahkan semangat perlawanan. Sebaliknya, Gaza justru semakin menunjukkan kekuatannya, membuktikan bahwa perlawanan ini bukan hanya tentang bertahan hidup, tetapi tentang mempertahankan martabat, hak, dan impian untuk bebas.
Gaza bukan hanya sekadar wilayah yang terjepit, tetapi simbol dari keberanian yang luar biasa. Dari reruntuhan, dari abu dan darah yang mengalir, muncul tekad rakyat Palestina untuk melawan penjajahan. Setiap orang yang gugur, setiap tetes darah yang tertumpah, adalah pengingat bahwa mereka bukan hanya berjuang untuk tanah mereka, tetapi untuk masa depan yang lebih baik—masa depan di mana Palestina bebas dari penjajahan.
Ketika gencatan senjata tercapai, itu bukan berarti pertempuran telah berakhir, melainkan ini adalah ruang untuk merenung, merencanakan, dan memperkuat barisan perlawanan. Gencatan senjata ini memberi napas baru bagi Palestina untuk mengatur langkah berikutnya. Gaza tetap berdiri, tidak hanya sebagai wilayah yang terjepit, tetapi sebagai kekuatan simbolik perlawanan Palestina yang tidak akan pernah bisa dikendalikan oleh Israel. Setiap langkah yang diambil, setiap perjuangan yang dijalankan, adalah bagian dari proses panjang menuju tujuan yang lebih besar—kemerdekaan Palestina. Gaza, dengan segala ketidakberdayaan yang terlihat, telah mengajarkan dunia bahwa perlawanan sejati datang dari keteguhan hati dan tekad yang kuat.
Perlawanan Palestina bukan hanya terjadi di Gaza. Dari Tepi Barat, Lebanon, Yaman, hingga Suriah dan Irak, perjuangan untuk Palestina terus menggema. Gaza telah menjadi pusat dari sebuah simbol bagi setiap individu yang memperjuangkan keadilan dan kebebasan, yang berani melawan kekuatan yang menindas. Setiap sudut bumi, di mana ada yang peduli dengan keadilan, mereka mendukung perjuangan ini. Tidak ada ruang untuk menyerah. Dari Lebanon, dari Yaman, dari Suriah, mereka yang berada di front perlawanan ini bersama Gaza, di setiap langkahnya, membawa semangat yang sama: kebebasan Palestina. Gaza mungkin menjadi pusat perjuangan, tetapi perlawanan ini adalah perjuangan bersama seluruh dunia yang ingin melihat dunia yang lebih adil.
Tidak ada kata yang cukup untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada mereka yang telah mengorbankan segalanya untuk tanah suci Al-Quds, untuk kemerdekaan Palestina, untuk masa depan yang lebih baik. Lebih dari 46.000 jiwa telah gugur dalam pertempuran ini. Mereka adalah syuhada, pahlawan sejati yang hidup dan mati untuk kebebasan. Bagi mereka, perjuangan ini adalah tentang lebih dari sekadar tanah; ini adalah tentang martabat, tentang hak-hak yang harus dihormati, tentang kebebasan yang telah lama dicita-citakan.
Kami juga berterima kasih kepada para pejuang di luar Gaza: di Tepi Barat, di Lebanon, di Yaman, di Suriah, di Irak, dan di Iran. Mereka semua adalah bagian dari front perlawanan ini, bagian dari gerakan yang lebih besar untuk kebebasan Palestina. Setiap perjuangan mereka, setiap pengorbanan mereka, adalah bagian dari kisah panjang yang tidak akan pernah dilupakan. Para syuhada yang telah gugur, dan mereka yang terus berjuang di garis depan, adalah pahlawan yang akan dikenang sepanjang masa.
Palestina telah memenangkan peperangan ini, meskipun tidak ada kemenangan yang mudah dan tanpa harga yang sangat mahal. Israel telah gagal dalam misi utamanya, yang selama ini digembar-gemborkan sebagai upaya untuk “menghancurkan terorisme” dan membasmi gerakan perlawanan Palestina. Meskipun Israel mungkin telah mampu menewaskan sejumlah tokoh perlawanan, mereka tidak mampu menghancurkan pemikiran dan semangat juang yang telah tumbuh subur di dalam hati rakyat Palestina. Mereka mungkin dapat membunuh para pemimpin, tetapi mereka tidak bisa membunuh impian dan perjuangan bangsa Palestina.
Yang lebih mencolok adalah kenyataan bahwa meskipun kekuatan militer Israel yang jauh lebih superior, mereka gagal mengontrol Gaza. Rakyat Gaza tidak hanya mampu bertahan, tetapi mereka juga tetap bangkit. Mereka yang terdesak di selatan, tetap mampu bergerak ke utara, membuktikan bahwa tidak ada yang bisa membendung semangat kebebasan mereka. Gaza, tidak akan pernah bisa dikendalikan oleh Israel.
Kegagalan Israel yang paling besar adalah pada level yang lebih global. Propaganda mereka yang dulu berhasil membohongi dunia kini sudah tak lagi efektif. Dunia kini tahu kebenaran. Israel telah membunuh ribuan anak-anak tak berdosa, menghancurkan rumah-rumah, dan menyebabkan kehancuran yang tak terkatakan, tetapi yang mereka tak tahu adalah bahwa mereka telah merintis jalan menuju kehancuran moral mereka sendiri. Dunia kini sadar siapa yang benar dan siapa yang salah, siapa yang menjadi penjahat perang dan siapa yang menjadi korban.
Gaza ada di hati dan pikiran setiap orang di muka bumi ini. Dalam setiap doa, di setiap demonstrasi, di setiap langkah perlawanan, Gaza hidup. Israel, di sisi lain, akan dikenang sebagai penjahat perang yang tak hanya membunuh, tetapi juga mencoba merampas hak-hak dasar yang paling manusiawi: hak untuk hidup, hak untuk merdeka, hak untuk mengatur nasib sendiri.
Di atas semuanya, kemenangan ini adalah kemenangan moral yang tak terbantahkan. Di masa depan, ketika sejarah menuliskan kisah ini, dunia akan mengenang Gaza sebagai tempat di mana perlawanan terhadap penindasan mencapai puncaknya. Dan dalam kenyataannya, meskipun Israel mungkin merasa seolah-olah mereka telah mencapai kemenangan sementara, sejatinya mereka telah kalah, karena mereka tidak bisa membunuh jiwa perlawanan Palestina. Gaza telah menang, Palestina akan menang.