Landasan alQuran Pemikiran Politik, Sosial dan Ekonomi Sayyid Ali Khamane’i (2)
Masyarakat manusia adalah entitas yang selalu mengalami proses yang berkelanjutan dari mineral, biologi, kesadaran, intelegensia, dan spiritual. sebagian individu mengalami proses pengembangan diri atau perjalanan mengembangkan kodrat-kodrat alamiah dan ilmiahnya untuk satu tujuan yang didesain oleh pengalaman-pengalaman yang mengkristal dalam dirinya. Pengalaman-pengalaman itu membentuk pengalaman sosial yang sangat berharga untuk diwariskan
Dalam menafsirkan surah Al Hasyr Ali Khamene’i mengatakan :
“Para nabi dan para wali semua datang untuk menegakan keadilan[1] “
Menurut Ali, surah itu juga memiliki kaitanya dengan masalah stabilitas nasional bahkan dalam ratusan ayat berbicara perihal isu sosial
Yakni Islam berbicara tentang semua dimensi yang penting dan Islam menawarkan contoh contoh apa yang kita sampaikan hanyalah contoh kecil saja padahal yang sebenarnya ratusan contoh tersebar dalam Alquran[2]
Menurut Ali khamene’i Islam itu universal dan kosmopolitan, menyatukan antara citizen dan netizen. Sayang masyarakat dunia sekarang terbelah menjadi dua citizen dan netizen. Di masa lalu masyarakat dunia dibelah dengan wilayah masing-masing , negara, bangsa, suku, bahasa dan identitas primordial lainnya.
Tentu saja tentang tujuan datangnya Islam bukan hanya khusus bangsa Iran tapi untuk umat Islam bahkan untuk seluruh manusia[3]
Kemanusiaan itu yang paling prinsipal. Agama itu untuk manusia, dan bukan untuk Tuhan saja
Masalah keadilan adalah masalah penting salah satu pilar atau model islam Iran yang progresip, keadilan harus menjadi standar kebenaran. Jika pemerintahan Islam tidak memiliki karakteristik keadilan, maka keabsahannya dipertanyakan, seperti :
Yaitu awasi dirimu jangan sampai hasrat kalian menjadi tergelincir dan keliru. Kalau ini diperhatikan dan dijadikan prinsip akan menjadi amandemen yang baik di Parlemen[4]
Jahil atas diri adalah bahaya besar. Siapa yang menemukan dirinya akan menemukan cahaya dan terus berlanjut mendapat cahaya cahya yang lebih tinggi.
Diri adalah axiomatik, Plato pun berbicara tentang pengenal diri sebagai ilmu yang sejati. Siapa yang lupa dirinya menurut alQuran akan tergelincir.
Sebaliknya, siapa yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhannya dan siapa yang mengenal Tuhannya akan mengenal segala sesuatu menurut ahlullah.
Ali khamene’i mengatakan :
Lalai atas diri dan juga lalai atas Tuhan Yang Mahagung adalah penyakit masyarat yang berbahaya[5]
Ritual ibadah dalam Islam, tidak hanya dipandang sebagai jalan awal yang strategis untuk mencapai maqam -maqam spiritual, seperti yang dijelaskan oleh para sufi, tapi juga sumber pencerahan. Metode mendapat pengatahuan yang unik yaitu dengan ibadah, dengan ketakwaan, dengan berdoa, si salik mendapat pengetahuan tanpa usaha karena ia meluaskan jiwa, mempersiapkan jiwa dan dengan kata lain, ia mengenal dirinya. Dalam beribadah ia menemukan hakikat dirinya yang paling dalam, tidak hanya realitas biologis seperti hawa nafsu dan naluri agresif tapi juga dirinya yang paling sublime. Menurut Ali khamene’i, ritual ibadah adalah kesempatan untuk menemukan diri insan.[6]
Filsuf dan teolog Islam, Fayd Kasyani menegaskan bahwa riual ibadah puasa dapat mematikan dorongan dorongan nafsu dan bawaan tabiat. Di dalam puasa terdapat kejernihan hati kesesuaian anggota tubuh dan kehidupan lahir dan batin.
Tidak mengenal dirinya diperluas oleh Ali khamenei menjadi, tidak menghargai bangsa dan budaya sendiri, akibat westernisasi yang membuat silau dengan budaya asing dan abai dengan budaya sendiri. Yang konsekuensinya akan merendahkan kesadaran dengan keotentikan bangsa Islam.
Relasi kekuasaan global tetap memainkan peran penting seperti yang disadari oleh Ali. AlQuran memberikan banyak inspirasi yang jelas dan tegas.
Hal lain yang perlu diwaspadai menurut Ali adalah globalisasi, karena fenomena tersebut akan berpengaruh terhadap relasi-relasi antar negara dan bangsa di dunia, yang akan menimbulkan ‘deteritorialisasi’.
Kesadaran dan kewaskitaan terhadap globalisasi dan fenomena modern lain tetap harus diantisipasi. Sebab lambat laun akan menimbulkan masalah besar bagi negara negera lemah. Dan jalan mengatasinya menurut Ali adalah dengan memperkuat kekuatan tauhid.
Ali khamenei mengatakan :
“Masalah yang harus diperhatikan adalah masalah asal usul kehidupan yaitu masalah tauhid kita ini berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya “
Dan Ali juga mengingatkan untuk selalu mewaspadai diri jangan tergelincir.
Takwa itu yaitu selalu mawas diri agat tidak tergelincir dan jatuh dalam falasi”
Setelah memperbaiki diri lalu berusaha menunaikan hak hak masyarakat, ini adalah kewajiban para intelektual dan ulama menurut Ali
Islam agama masyarakat dan masyarakat memiliki hak yang harus ditunaikan.
Alquran juga mengingatkan, Dan mereka mendahulukan kepentingan orang lain, sementara diri sendiri sebenarnya sangat membutuhkan sekali. Altruisme virtue (karakter moral ) baru yang digagas oleh ahli etika barat modern. Semangat untuk mendahulukan kepentingan orang lain lahir dari paradigma baru yang meyakini bahwa berbuat baik kepada orang lain tidak hanya dalam batas-batas yang biasa dilakukan bahkan melampaui kepentingan sendiri, sebab jika moral masih bertabrakan dengan kepentingan diri sendiri masih belum disebut bermoral.
Hadirnya orang lain menjadi nilai yang penting sekali lebih dari perbuatan itu sendiri. Perbuatan baik itu berkembang karena demi memuliakan orang lain sebagai obyek. Nilai perbuatan itu subordinat dari orang lain yang dilayani itu sendiri. Manusia lain itu lah yang menjadi parameter kebaikan kita tidak hanya kebaikan intrinsik dan ekstrinsik dari sebuah perbuatan.
Itulah yang selalu diingatkan oleh Ali Khamene’i, bahwa ayat ayat yang berbicara tentang regulasi sosial itu termasuk politik sangat banyak dan itu menyita perhatian kita bahwa masyarakat memiliki hak hak yang harus ditunaikan. Orang lain itu bahkan dalam teks agama lebih berhak dari kita dan keluarga kita. Nabi itu lebih harus diprioritaskan dari keluargamu dan orang mukmin harus lebih diutamakan dari dirimu sendiri.
Alquran dengan jelas mengklaim dirinya sebagai pemberi peringatan yang mudah difahami. Perintah perintah alQuran itu disampaikan dalam bentuk perintah tegas, pernyataan, larangan , dalam proposisi kondisional, dalam bentuk retoris, seruan, kalimat berharap, pengandaian atau informasi-informasi yang berharga.
Alquran dalam pandangan Ali khamenei adalah tsiql pertama, yang juga bisa menjadi parameter untuk menilai kesahihan hadis. Dan ia yakin argumentasi kekuatan logika alQuran sama efektifnya dengan kekuatan militer.
Dalam buku Ideologi Islam dan Utopia, Neta Cradford setuju bahwa argumen setara dengan kekuatan militer dalam merubah struktur sosial dan politik.
Wassalam. Nano Warno, P,hD
[1] Farsi.khamenei.ir/news
[2] Khamenei. ir
[3] Farsi.khamanei. ir/newspart
[4] Farsi.khamenei. ir/news
[5] Farsi, khamenei. Ir
[6] Farsi. Khamenei. Ir/news