Mengungkap Rahasia Kemuliaan Bulan Sya’ban: Bulan Munajat, Ampunan, dan Cahaya Ilahi
Malam ini kita memasuki bulan Sya`ban yang penuh keberkahan. Di malam mulia ini ada dua poin penting yang ingin saya sampaikan.
- Pertama, Sya`ban adalah bulan yang penuh rahasia. Akal kita tidak akan begitu saja dapat menggapai kemuliaan yang tersimpan dalam bulan agung ini. Yang dapat dipahami adalah Allah menjadikan bulan ini sebagai perantara menuju tingkat tinggi spiritual dan pengetahuan terhadap Allah Swt. Sya`ban adalah bulan untuk berkhalwat dengan Allah dengan melakukan munajat-munajat. Sya`ban adalah bulan pengampunan dosa.
Orang mukmin yang pandai adalah orang yang bisa memanfaatkan karunia Allah yang telah didapat, dengan sebaik mungkin. Kondisi wabah mendunia seperti sekarang adalah kesempatan terbaik bagi manusia untuk meningkatkan hubungannya kepada Allah. Ujian Ilahi yang menggegerkan dunia ini akan berlalu. Orang yang telah memperbaiki dan meningkatkan hubungannya dengan Allah dalam melewati cobaan besar ini, ia patut berbangga.
Jamuan kenikmatan Ilahi yang telah dihidangkan dalam bulan Sya`ban ini hendaknya kita manfaatkan sebaik mungkin. Kita harus beristigfar dan berjanji kepada Allah untuk selalu mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya serta berdoa dan memohon keselamatan dalam ujian besar ini.
- Kedua, Membaca doa atau Munajat Sya`baniah yang kaya akan muatan-muatan yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah Swt. Orang yang tulus dan khusyu` membaca Munajat Sya`baniah akan merasakan seolah-olah terhubung dengan Allah.
Munajat Sya`baniah penuh dengan pesan yang tinggi sebagaimana kata para Ulama bahwa doa tersebut merupakan khazanah ilmu-ilmu Ilahi. Munajat Sya’baniah seperti apakah yang bisa membimbing manusia kepada haribaan Ilahi itu?, ada tiga kriterianya
- Pertama, konsep-konsep yang terkandung dalam munajat Sya`baniah adalah konsep-konsep munajat yang digunakan para Imam Maksum as ketika bermunajat kepada Allah.
- Kriteria Kedua, Sastra dan konsep berkomunikasi dengan Allah dalam doa ini telah diajarkan para Imam Maksum as. Bagaimana kita memohon ampun dan mengharapkan khusnul khotimah dari Allah.
- Kriteria Ketiga, kandungan-kandungan dalam doa ini, memutuskan segala hubungan manusia selain kepada Allah. Seluruh pikiran dan wujud manusia akan bertempat di haribaan suci Ilahi. Segala harapan dan permohonan doa manusia didengar oleh Sang Maha Mendengar di haribaan suci-Nya. Dalam doa ini manusia yang seolah-olah hadir di haribaan suci Ilahi, tenggelam dalam kecintaanNya.
Dalam petikan akhir doa dikatakan, “Ya Allah, sampaikan aku kepada cahaya keindahan dan keagungan-Mu. Kemuliaan-Mu merupakan cahaya keindahan yang bila engkau hantarkan aku kepadanya, aku akan sangat bersyukur. Aku akan memahami hakikat-hakikat ketika sampai pada cahaya keindahan-Mu. Ketika aku dapat memahami-Mu, maka aku akan berpaling dari selain-Mu, karena segala sesuatu selain-Mu adalah kecil dan hina. Dengan memahami-Mu, maka aku hanya takut kepada-Mu. Dengan mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Mu, aku akan selalu berusaha melakukan hal-hal yang dapat mendatangkan ridho-Mu dan menjauhi hal-hal yang dapat mendatangkan murka-Mu.”
Kondisi spiritual seperti ini bisa dialami siapa saja dengan syarat manusia senantiasa memelihara dan meningkatkan hubungannya dengan Allah Swt dan menggunakan kesempatan yang berharga ini dengan sebaik-baiknya untuk beribadah kepada Allah.
– Dikutip dari ceramah Direktur Al-Mustafa International University perwakilan Indonesia Prof.Dr. Hossein Mottaghi bulan Sya’ban 1441 H