Sekilas Tentang Shahih Bukhari (Bag. Terakhir)
Mengkaji Kekurangan Shahih Bukhari
1) Sanad baca
2) Matan klik
3) Isi Kandungan
Pembahasan ini akan memaparkan beberapa contoh riwayat tentang tauhid dan nubuwwah (kenabian Nabi Muhammad saw. dan para nabi lainnya a.s.) sebagai bagian terpenting dari ushuluddin dalam agama Islam:
a- Tauhid
Terkait pembahasan tauhid, kita dapat menyaksikan beberapa hal terdapat dalam kitab Bukhari, seperti ‘Tuhan turun ke bumi’, ‘betis kaki Tuhan’, ‘manuver Tuhan’dan…
Yang menakjubkan bahwa banyak dari hadis-hadis ini dinukil oleh Abu Hurairah (Abu Hurairah memeluk Islam pada tahun ke-7 H, yaitu 3 tahun sebelum wafat Nabi saw.).
Hadis Pertama
Dari Abu Hurairah, Nabi saw. bersabda: “Tuhan kami turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu sepertiga terakhir dan berseru, Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku ijabahi, yang meminta kepada-Ku akan Aku anugerahi, yang memohon ampunan kepada-Ku akan Aku ampuni.”[1]
* Mari kita bandingkan dengan apa yang disampaikan para imam Ahlul Bait a.s. Saat hadis di atas ditanyakan kepada Imam Ridha a.s., beliau menyatakan, “Allah melaknat orang-orang yang mengatakan itu, namun Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah swt menurunkan malaikat ke langit dunia setiap malam…””[2]
Hadis Kedua
Abu Said Al-Khudri mendengar Nabi saw. bersabda, “Tuhan kami menyingkap betis kaki-Nya sehingga setiap orang mukmin dan mukminah (sejati) akan bersujud. Orang-orang yang dahulu bersujud karena riya’ dan pujian tidak dapat menunduk untuk bersujud.”[3]
* Saat Imam Ridha a.s. ditanya tentang ayat “يَوْمَ يُكْشَفُ عَن سَاقٍ” (pada hari betis disingkapkan), beliau menjawab, “Disingkapkan tirai cahaya (rahasia), maka kaum mukminin bersujud. Sedangkan persendian tulang-tulang kaum munafiqin terbelit, maka mereka tidak mampu bersujud.”[4]
Hadis Ketiga
Nabi saw. bersabda, “… Maka ketika aku melihat[5] Tuhanku, aku tersungkur bersujud. Lalu Allah membiarkanku sekehendak-Nya. Kemudian terdengar suara berseru, “Angkatlah kepalamu dan mintalah, engkau akan diberi, katakanlah, perkataanmu akan didengar (diijabahi), dan memohon syafaat, engkau akan dikaruniai syafaat…””[6]
* Syeikh Shaduq dalam kitab Amali meriwayatkan dari Ibrahim Karkhi yang bertanya kepada Imam Shadiq a.s., “Seseorang melihat Allah swt dalam mimpinya, bagaimana takwilannya?”
Beliau a.s. menjawab, “Orang tersebut tidak beragama, karena Allah swt tidak dapat dilihat, baik di alam sadar atau mimpi, di dunia maupun di akhirat.”
Hadis Keempat
“… hingga Tuhan kami mendatangi kami. Saat Dia datang, kami telah mengetahui-Nya. Maka Allah mendatangi mereka dalam bentuk yang mereka ketahui. Lantas Dia berkata, “Aku Tuhan kalian.
“Engkau adalah Tuhan kami,” jawab mereka.
Kemudian mereka mengikutinya.”[7]
b- Nubuwwah
Kitab Shahih Bukhari harus ditelaah sehingga kita memahami bagaimana Bukhari menerangkan para nabi kepada kita:
– Nabi Ibrahim a.s.: Berbohong 3 kali[8]
– Nabi Musa a.s.: Keluar telanjang dengan aurat yang terbuka
– Nabi Muhammad saw.:
* Ingin melaksanakan shalat dalam keadaan junub
* Lupa dalam shalat dan beliau tidak merasa lupa
* Dikuasai setan[9]
* Ingin bunuh diri saat wahyu terlambat turun
* Berbuat dosa atau salah karena lalai (tidak disengaja) dan secara sengaja[10]
* Membenarkan orang Yahudi[11]
* Dan…
Hadis Pertama
Dari Zuhri… dari Abu Hurairah berkata, “Iqamah telah dikumandangkan dan barisan (shalat) telah diluruskan. Maka Nabi saw. datang. Saat berdiri di tempat shalat, beliau teringat jika sedang dalam kondisi junub. Maka beliau saw. berkata, “Tetaplah di tempat kalian.”
Kemudian beliau saw. pergi mandi dan datang kembali sedangkan air masih menetes dari kepala beliau saw. Lalu beliau saw. bertakbir dan kami melaksanakan shalat berjamaah bersama baliau.”[12]
Hadis Kedua
“Pada hari Khandaq Umar datang kepada Nabi saw. seraya berkata, “Wahai Rasulullah! Demi Allah! Aku belum shalat asar hingga matahari tenggelam dan orang yang berpuasa telah berbuka.”
Nabi saw. menjawab, “Demi Allah! Aku juga belum shalat.”
Maka Nabi saw. turun ke lembah semantara itu aku bersama beliau. Beliau berwudhu kemudian shalat asar setelah matahari tenggelam, kemudian mengerjakan shalat maghrib setelahnya.”[13]
* Kesimpulan riwayat di atas adalah ketidakpedulian Nabi saw. terhadap shalat.
Hadis Ketiga
Ringkasan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
“Pada suatu hari Nabi saw. mengerjakan shalat isya’ 2 rakaat kemudian bersandar di bawah pohon di sekitar masjid. Jamaah shalat bertanya-tanya apakah shalat beliau diqashar. Seseorang bernama Dzul Yadain berkata, “Apakah Anda lupa atau sedang mengqashar shalat?”
Nabi saw. menjawab, “Tidak, aku tidak lupa juga tidak sedang mengqashar shalat.”
Kemudian beliau saw. menghadap kepada Abu Bakar, Umar, dan para sahabat sambil berkata, “Apakah kalian juga mengatakan hal yang sama?”
“Ya,” jawab mereka.
Nabi saw. lalu bangkit dan mengerjakan sisa rakaat yang tertinggal.”[14]
* Pertanyaannya: Abu Hurairah yang menukil hadis di atas masuk Islam pada tahuk ke-7, sementara itu Dzul Yadain syahid di perang Badar (tahun ke-2 H). Shalat manakah yang diikuti oleh Abu Hurairah dan juga Dzul Yadain?!
Contoh lain adalah hadis riwayat Abu Hurairah tentang kisah Nabi Musa a.s. yang saat mandi, pakaian beliau dibawa lari oleh batu. Nabi Musa a.s. mengejarnya hingga Bani Israil melihat aurat beliau.[15]
======
[1] Shahih Bukhari, 8/197; Shahih Muslim, Kitab Shalat Al-Musafirin; Sunan Nasai, 6/123; Shahih Ibnu Habban, 3/199.
[2] Man La Yahdhuruh Al-Faqih, 1/421.
[3] Shahih Bukhari, 6/72.
[4] At-Tauhid, halaman 154; ‘Uyun Akhbar Ar-Ridha a.s., 1/120; Al-Ihtijaj, 2/411.
[5] Sebagian ulama Ahlu Sunnah mengatakan bahwa yang dimaksud adalah melihat dalam mimpi.
[6] Shahih Bukhari, 5/147; Ibnu Abi Al-Hadid dalam Syarah Ibnu Abi Al-Hadid, 3/226 juga menukil beberapa riwayat dalam pembahasan ini.
[7] Shahih Bukhari, 7/205.
[8] Lihat: Shahih Bukhari, Kitab Al-Buyu’, Hadis ke-3.108; Shahih Muslim, Kitab Al-Fadhail, Hadis ke-4.371.
[9] Lihat: Shahih Bukhari, 5/241.
[10] Lihat: Shahih Bukhari, 7/166 dan 7/157.
[11] Lihat: Shahih Bukhari, 6/33, 8/202, dan 8/174.
[12] Shahih Bukhari, 1/72.
[13] Ibid, 1/157 dan 5/48.
[14] Ibid, 1/213; 7/85; 2/66.
[15] Lihat: Shahih Bukhari, Kitab Al-Ghusl, 1/61, Hadis ke-269; Shahih Muslim, Kitab Al-Haidh, Hadis ke-513.