Parenting dalam Konteks Sayidah Fatimah Zahra as
Euis Daryati, MA ——– Sayidah Fatimah as manusia sempurna dimana semua dimensi kehidupannya adalah teladan. Beliau sebagai ibu memiliki pola asuh luar biasa yang dapat diterapkan dalam pendidikan anak. Pendidikan anak menurut Sayidah Fatimah bukan hanya sebatas transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga mencakup pendidikan moral, spiritual, dan nilai-nilai kehidupan yang luhur. Berikut adalah beberapa konsep penting dari pendidikan anak yang dapat diambil dari kehidupan Sayidah Fatimah as:
- Mendidik adalah Peran yang Tidak Dapat Tergantikan
Dikisahkan bahwa suatu hari Bilal bin Rabah, sahabat Rasulullah saw mendatangi Sayidah Fathimah as, saat itu beliau tengah menumbuk gandum, di sisi lain, Imam Hasan dan Imam Husein as yang masih kecil sedang menangis. Melihat hal itu, Bilal pun menawarkan bantuan kepada beliau, “Wahai putri Rasul, apa yang dapat aku lakukan untuk membantumu?” Sayidah Fathimah meminta kepadanya untuk menumbuk gandum dan mengatakan bahwa beliau lebih utama untuk menjaga kedua putranya. (Musnad bin Ahmad, Jil. 4, hal.302; Danesyname Quran wa Hadis, jil. 3, hal. 414)
Dari kisah tersebut dapat diambil pelajaran bahwa pekerjaan rumah dan semisalnya dapat digantikan orang lain, namun Pendidikan anak yang lebih utama adalah orang tuanya. Pada tahapan awal, peran orang tua dala Pendidikan anak tidak dapat tergantikan.
- Pendidikan Berdasarkan Teladan (Uswah Hasanah)
Sayidah Fatimah as adalah contoh terbaik bagi anak-anaknya. Sebagai seorang ibu, beliau tidak hanya mengajarkan melalui kata-kata, tetapi juga melalui perbuatannya. Beliau mengajarkan anak-anaknya untuk memiliki akhlak yang mulia, seperti kesabaran, keteguhan, dan kebaikan hati melalui tindakan sehari-hari.
Orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anak mereka. Anak-anak lebih mudah meniru perilaku yang mereka lihat dibandingkan dengan yang mereka dengar. Oleh karena itu, orang tua, khususnya ibu, perlu menunjukkan karakter yang baik, seperti kelembutan, kesabaran, dan kasih sayang.
- Pendidikan dengan Cinta dan Kasih Sayang
Sayidah Fatimah sangat menyayangi anak-anaknya. Beliau memberikan perhatian penuh kepada kebutuhan emosional dan spiritual anak-anaknya. Fatimah mendidik mereka dengan penuh kasih sayang, mengajarkan mereka untuk selalu dekat dengan Allah, menghargai keluarga, dan berbuat baik kepada sesama.
Cinta dan kasih sayang adalah fondasi utama dalam pendidikan anak. Anak yang merasa dicintai akan tumbuh dengan rasa percaya diri dan perasaan aman. Orang tua perlu memberikan perhatian emosional yang penuh kepada anak-anak mereka, sehingga mereka merasa dihargai dan dipahami.
- Mengajarkan Ajaran-Ajaran Agama Sejak Dini, Serta Kedisiplinan dalam Menjalankannya
Sebagai seorang ibu yang sangat religius, Sayidah Fatimah menanamkan nilai-nilai keimanan yang kuat dalam hati anak-anaknya. Beliau mengajarkan mereka tentang pentingnya beribadah kepada Allah, menjalankan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Hal ini terlihat dari cara beliau mendidik Imam Hasan dan Husain. Beliau mempersiapkan dan mendandani kedua putranya dan mengantarkannya untuk mengikuti shalat berjamaah di masjid. Bahkan menanamkan kedisiplinan dalamm menjalankannya. Sebagai contoh, agar kedua putranya dapat mengikuti malam-malam lailatul qadar, beliau menidurkan kedua putranya di siang hari dan memberinya makan malam sedikit supaya tidak mengnatuk. (Al-Mustadrak Wasail, jil. 7, hal. 470)
Hal ini mengajarkan bahwa dalam mengajarkan nilai-nilai agama perlu kedisiplinan yang ditanamkan oleh orang tua. Orang tua harus mendidik anak-anak mereka dengan prinsip agama yang kuat. Mengajarkan anak untuk salat sejak dini, mengenalkan mereka pada doa-doa yang baik, agar mereka tumbuh dengan karakter yang islami.
- Pendidikan dengan Mengajarkan Keadilan dan Membela Kebenaran
Sayidah Fatimah juga mengajarkan anak-anaknya tentang keadilan, kebenaran, dan pentingnya berjuang untuk membela hak atau kebenaran. Disebutkan dalam sejarah bahwa selama 40 hari Sayidah Fathimah as dengan membawa kedua putranya mendatangi rumah kaum Muhajirin dan Anshar untuk mengingatkan tentang kepemimpinan yang hak pasca Rasulullah saw.
Mengajarkan anak tentang pentingnya keadilan dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Anak harus belajar untuk membedakan yang benar dan salah, serta berani untuk berbicara dan bertindak demi keadilan, meskipun itu tidak selalu mudah.
- Pendidikan dengan Mengajarkan Empati dan Peduli kepada Sesama
Diceritakan dalam sejarah bahwa pada suatu malam Imam Hasan as menyaksikan Ibundanya, setelah shalat malam itu hanya mendoakan orang lain.
“Wahai Ibunda, aku mendengar engkau hanya mendoakan orang lain dan tidak mendoakan kita?” tanya Imam Hasan as.
“Putraku, tetangga dahulu, kemudian penghuni rumah. (al-jaar tsumma ad-daar).” Jawab Sayidah Fathimah as. (‘Ilal Syarayi’, Syeikh Shaduq, jil. 1, hal. 182)
Begitu juga kisah dimana Sayidah Fathimah dan Imam Ali as mengajarkan kepada kedua putranya untuk memberikan jatah buka puasanya kepada anak yatim, orang miskin dan tawanan sebagaimana kisahnya dalam surat Al-Insan ayat 8.
Dari kisah ini mengajarkan bahwa orang tua harus mengajarkan anaknya untuk empati dan peduli kepada sesama, mau berbagi dan menolong yang membutuhkan, tentunya hal harus ditanamkan sejak dini.
- Pendidikan dengan Mengajarkan Kesederhanaan dan Kemandirian
Sayidah Fatimah dikenal dengan sifatnya yang sangat sederhana, meski beliau berasal dari keluarga yang sangat terhormat dan mulia. Beliau hidup dengan penuh kesederhanaan dan mendidik anak-anaknya untuk tidak tergantung pada kemewahan duniawi, melainkan pada kekuatan iman dan kerja keras.
Mengajarkan anak-anak untuk hidup sederhana dan tidak bergantung pada materi adalah penting. Anak-anak harus diajarkan untuk bersyukur atas apa yang mereka miliki dan bekerja keras untuk mencapai tujuan mereka. Kesederhanaan mengajarkan mereka untuk tidak mudah terbuai oleh kenikmatan dunia yang sementara.
- Menghargai Usaha Anak bukan Hasil
Dikisahkan bahwa suatu hari Imam Hasan dan Imam Husain memperlihatkan tulisan kepada Kakeknya, Rasulullah saw untuk menilainya mana yang lebih bagus. Namun kemudian Rasulullah saw menyuruh mereka memperlihatkan kepada Ibunda mereka, Sayidah Fathimah as. Pada saat itu, Sayidah Fathimah as tidak langsung memberikan penilain terhadap tulisan mereka. Beliau memberikan tugas kepada mereka untuk tetap berusaha. Beliau kemudian mengambil tasbih kalungnya dan melepaskannya hingga biji-biji tasbih pun berserakan.
“Ambillah biji-biji tasbih tersebut dan hitunglah, barangsiapa yang mengumpulkan lebih banyak berarti tulisannya lebih bagus.” Ucap Sayidah Fathimah as.
Kemudian Imam Hasan as dan Imam Husain as pun berlomba mengumpulkan biji-biji tasbih yang jatuh, dan ketika dihitung ternyata jumlah biji tasbih keduanya sama. Sayidah Fathimah as mengatakan kepada mereka bahwa karena jumlah biji yang dikumpulkannya sama, maka tulisan keduanya sama bagusnya.
Orang tua hendaknya memberikan penilain dan penghargaan itu atas dasar usaha anak, bukan atas dasar hasilnya. Karena mungkin saja hasilnya bisa sukses juga bisa gagal. Jika menghargai karena hasilnya, maka anak akan pesimis dan tentu hal tersebut akan merusak kepribadian anak. Namun jika berdasarkan usaha, jika anak mengalami kegagalan dalam usahanya, maka dengan motivasi orang tua ia tidak akan pesimis, namun akan berusaha lagi lebih keras agar mendapatkan hasil yang diharapan.
- Pendidikan dengan Mengajarkan Kesabaran dan Keteguhan Hati
Sayidah Fatimah sangat dikenal dengan kesabarannya dalam menghadapi segala ujian hidup, baik berupa kekurangan ekonomi, kehilangan, maupun tantangan lainnya. Meskipun hidupnya penuh dengan cobaan, beliau selalu menunjukkan keteguhan hati dan tidak pernah mengeluh. Ini adalah nilai yang sangat penting dalam mendidik anak-anak untuk menghadapi kehidupan dengan sabar.
Mengajarkan anak untuk bersabar dalam menghadapi kesulitan hidup adalah kunci. Anak-anak harus dipersiapkan untuk menghadapi tantangan dengan ketenangan hati dan keteguhan, serta tidak mudah putus asa.
Kesimpulan
Pendidikan anak menurut Sayidah Fatimah as adalah pendidikan yang berlandaskan pada kasih sayang, akhlak yang mulia, dan nilai-nilai keimanan yang kokoh. Beliau mengajarkan kepada kita bahwa pendidikan bukan hanya tentang ilmu duniawi, tetapi juga mencakup pembentukan karakter dan kedekatan dengan Allah. Orang tua harus menjadi teladan yang baik, mengajarkan anak-anak tentang keimanan, kesederhanaan, keadilan, dan tanggung jawab, serta mengajarkan mereka untuk bersabar dan hidup dengan penuh integritas. Dengan mengikuti teladan pendidikan dari Sayidah Fatimah, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang baik, berbudi pekerti luhur, dan taat kepada Allah serta bermanfaat bagi masyarakat.