Sarasehan Para Alumni Hauzah Ilmiah Qom
Selasa pertengahan Februari 2017, sarasehan para guru hauzah ilmiah Qom dari berbagai masyarakat manca negara dibuka oleh Mr. Suasana di dalam ruang pertemuan, hangat dan cerah di tengah musim dingin yang suhunya di luar mendekati nol derajat. Terlihat setiap panitia sibuk dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.
Acara ini murni terkait aktifitas keilmuan dan pendidikan agama, dan pesertanya adalah para alumni hauzah ilmiah. Dehqani selaku panitia acara, dengan surat al-Fatihah dan shalawat. Acara pertama pembacaan ayat-ayat suci Alquran. Setelah itu ia yang kini menjabat sebagai Direktur Divisi Dakwah dan Tabligh atau mungkin dapat disebut dengan ketua Komisi Bagian Dakwah (KBD) Hauzah Ilmiah, menjelaskan program yang wajib diikuti, dan program yang disarankan untuk diikuti oleh para peserta sarasehan ini.
Adapun program yang wajib diikuti di antaranya merupakan kelas pengetahuan dan wawasan tentang pemikiran dan gerakan takfiri serta mahdawiyat (konsep kemahdian); dari pagi sampai sore pukul 08:00 s/d 10:00, 10:30 s/d 12:00 dan 15:00 s/d 17:00 waktu setempat.
Narasumber pertama, mengungkapkan bahwa program sarasehan para guru hauzah ini mendapat dukungan dari Ayatullah Uzhma Ali Khamenei, dan sejalan dengan penjelasan beliau di satu kesempatan. Melihat bahwa beliau sangat mengapresiasi para panitia yang mewujudkan program ini dan para peserta yang menghadirinya, pemateri mengucapkan selamat kepada para peserta yang hadir di sarasehan ini, karena telah dipandang oleh Imam Khamenei –secara lahir- sebagai orang-orang besar, yang memikul tanggung jawab yang besar dan beban yang berat -di tengah masyarakat mereka.
Ia pun menyinggung hari kemenangan revolusi Islam Iran, 22 Bahman, bahwa pada hakikatnya bukanlah kemenangan Iran, tetapi kemenangan muslimin sedunia dan kemenangan kaum tertindas.
Dua kalimat yang sempat saya catat dari penjelasannya tentang apa yang dihadapi muslimin; pertama, ialah “musuh tidaklah salah alamat!”, bahwa -yang dapat saya tangkap darinya- musuh mengetahui targetnya! Di antara yang dia lakukan ialah menciptakan dan atau mendukung permusuhan di antara muslimin.
Kedua, ialah terkait masa penggulingan Saddam yang ditangkap dan dieksekusi oleh Amerika, ketika itu dikatakan, bahwa “Hari ini, telah pergi si murid, dan telah datang gurunya.” Si murid yang dimaksud adalah Saddam, sedangkan gurunya adalah Amerika yang disebut “setan besar” oleh Almarhum Imam Khomeini.
Setelah itu, beberapa peserta diberi kesempatan menyampaikan di hadapan hadirin, sekilas tentang kondisi di negeri mereka masing-masing. Pertama yang maju dari mereka ialah peserta dari Yaman. Ia menyebutkan, dua faktor yang menjadi problem besar bagi seorang pelajar ketika pulang dari hauzah, yaitu kebodohan dan perbedaan. Penjelasannya bahwa kebodohan yang dimaksud bukanlah tidak berilmu, tetapi ialah tidak mengetahui situasi dan kondisi masyarakatnya.
Peserta dari Irak, menyinggung tentang rakyat Irak yang menjadi korban kekejaman ISIS. Kemudian bangsa Irak bersatu melawan gerakan teroris atas nama agama ini. Sejumlah pelajar dari hauzah ilmiah pun turut berjuang hingga gugur sebagian dari mereka, syahid di dalam membela bangsa dan tanah air mereka. Peserta lain seperti dari Australia, Nigeria dan lainnya juga menyampaikan tentang kondisi di masyarakatnya.
Pemateri berikutnya, menyinggung soal takfiri baik dari Syiah yang disebut dengan Syiah Inggris, maupun dari –yang mengklaim dirinya- Ahlussunnah (maksudnya ialah Wahabiyah intoleran), yang disebut dengan Sunni Amerika. Ia pun mengutip penjelasan Imam Khamenei bahwa kedua gerakan takfiri ini ibarat dua mata gunting yang membelah muslimin.
Wahabisme –terlepas dari namanya dan sebagai sebuah pemikiran yang radikal dan intoleran- di dalam Yahudi, ialah zionis yang membedakan dari Yahudi Masehi. Di dalam umat Islam, ialah kelompok takfiri yang membedakannya dari muslimin lainnya yang toleran terhadap satu sama lain yang berbeda mazhab. Syiah Inggris –yang berpusat di London- merupakan kelompok takfiri, yang menghina sebagian sahabat dan bahkan isteri Nabi saw, yang sangat dimuliakan oleh saudara-saudara Ahlussunnah.
Pada sore harinya, acara dilanjutkan dan pemateri lain menerangkan tentang konsep ke-Mahdi-an (mahdawiyat). Sebagai mukadimahnya ia juga menyinggung kelompok yang bersandar pada perkara-perkara lahiriah, yaitu Wahabiyah.
Demikian yang dapat disampaikan mengenai hari pertama sarasehan para alumni hauzah ilmuiah Qom.