Transkrip Short Course Mahdawiyat Ke -4
Di antara ayat yang pailing lengkap terkait Mahdiisme adalah ayat ke 55 surat Nur.:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ.
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan mengganti (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
Ada beberapa poin yang bisa kita simpulkan dari ayat di atas
Poin pertama: Ayat ini dimulai dengan kalimat وَعَدَ اللَّهُ yang artinya Allah Swt menjajikan kepemimpinan Imam Mahdi as. Dan Dia tidak akan mengingkari janji-Nya cepat atau lambat. Bahkan jika usia alam ini hanya tinggal satu hari saja janji tersebut (kepemimpinan Imam Mahdi as) pasti akan terwujud.
Poin kedua: Tidak semua orang yang dijanjikan untuk memimpin alam ini, tapi mereka yang beriman dan beramal saleh, yang personifikasi paling komplitnya adalah Rasulullah saw dan Ahlulbait as.
Mungkin kita akan bertanya-tanya mana mungkin orang saleh akan mengurusi politik yang dipenuhi dengan tipu daya? Bukankah orang saleh hanya sibuk dengan beribadah di tempat ibadah mereka masing-masing?
Ayat ini sedang menolak paham sekuler yang memisahkan antara agama dengan politik. Menyatukan keduanya bukan hal yang mustahil. Terbukti di dalam ayat ini disebutkan ungkapan, كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ yang artinya “sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.” Semua pemerintahan semacam ini sudah ada sebelumnya. Seperti Nabi Daud as, Nabi Musa as, Nabi Sulaiman as, Nabi Muhammad saw dan Imam Ali as juga memiliki pemerintahan. Kalau dimasa lalu orang saleh bisa memimpin dan berkuasa maka Imam zaman juga bisa memimpin dan berkuasa di masa yang akan datang.
Politik terbagi menjadi dua; politik ilahi dan politik syaitani, politik ilahi inilah yang tidak bisa dipisahkan dengan agama. Karena di dalam politik ilahi tujuannya adalah mengurus kehidupan akhirat, dan dengan memperbaiki kehidupan akhirat maka kehidupan dunia juga akan baik. Sebagaimana disebutkan di akhir ayat ini, tujuan dari didirikannya pemerintahan ini adalah يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا (Menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.)
Ayat Al-Quran mengatakan:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.”
Ayat di atas menjelaskan bahwa dengan mendirikan pemerintahan berdasarkan iman dan takwa maka akan memperbaiki kehidupan dunia mereka, itu sebabnya mengapa Imam Khumaini mengatakan, “Menjaga aturan-aturan agama merupakan hal yang paling wajib dari kewajiban-kewajiban lainnya.”
Poin ketiga: lanjutan ayatnya berbunyi: وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ (dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka).
Tentunya yang dimaksud dengan agama yang diridai adalah ajaran yang sudah disahkan di Ghadir Khum; agama yang menerima konsep wilayah dan Imamah yang disebutkan dalam ayat Ikmal:
…اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ
“…ada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.” (QS.Al-Maidah:3)
Dari ayat ini bisa dipahami bahwa ajaran agama sudah sempurna tersampaikan, segala pengetahuannya sudah dijelaskan. Namun kapan agama itu betul-betul diterapkan secara sempurna? Jawabannya adalah saat munculnya Imam Mahdi as.
Poin keempat: وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا (…dan Dia benar-benar akan mengganti (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa). Artinya semua ketakutan dan kekhawatiran yang dirasakan oleh manusia (baik kekhawatiran ekonomi, budaya, politik, militer atau pidana) di masa kepemimpinan Imam Mahdi as akan berubah menjadi rasa aman. Intinya alam ini akan dipenuhi dengan keadilan dan keamanan.
Poin kelima: يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ (…mereka menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku). Dengan kata lain, pada saat Imam muncul manusia menyembah Allah Swt dengan keikhlasan karena Allah Swt dan tidak bercampur dengan niat apapun.
Imam Ali as membagi cara ibadah manusia pada 3 kelompok; beribadah karena takut Neraka seperti budak, beribadah karena mengharap surga seperti pedagang dan terakhir beribadah murni karena Allah Swt seperti orang merdeka.
Dalam doa munajat Sya’baniyah pun disebutkan bahwa Imam mengutarakan, “Andai aku dimasukkan ke dalam neraka maka aku akan umumkan bahwa aku mencintai-Mu (Allah).” inilah contoh orang-orang yang beribadah murni karena Allah Swt. Dan pastinya tujuan kemunculan Imam Mahdi dalam rangka mewujudkan ibadah yang tulus dan ikhlas untuk Allah Swt semata.
Div Perempuan Ikmal bekerjasama dengan bagian short coures Jamiah Al Musthafa mengadakan Short Crourse Mahdawiyat