Transkrip Short Course Mahdawiyat Ke-8
Intidzar atau penantian terhadap Imam Mahdi as memiliki 3 Pilar:
- Mengenal dan memahami kondisi yang ada. Apa yang terjadi pada dunia ini dan bagaimana dengan keadaan kita? Betapa banyak kekejian dan kemungkaran yang sudah.
- Memahami dan memiliki pengetahuan tentang kondisi yang kita dambakan.
Sebagai contoh kita akan ke dokter jika merasakan tubuh sedang sakit dan juga kita tahu bahwa dengan ke dokter penyakit itu akan sembuh. Dua hal ini; tahu kondisi sakit dan tahu kondisi itu bisa membaik merupakan faktor pendorong seorang pasien berobat ke dokter.
Begitu pula dengan penantian kita terhadap Imam Mahdi as, kalau kita tahu dan yakin bahwa dunia sedang sakit; dipenuhi kezaliman yang menderanya dan dengan pemerintahan Al-Mahdi as keadaan dunia akan dipenuhi dengan keadilan maka kita akan terus menanti kehadiran beliau as.
- Adanya semangat dan bergerak menuju / menyongsong hal yang didambakan. Keinginan saja tidak cukup, seperti orang yang tahu bahwa ada buah yang dia inginkan di pasar. Dia hanya berkhayal pada buah tersebut, tapi tidak ada kemauan untuk pergi ke pasar membelinya. Begitu juga halnya dengan keinginan dan kerinduan seseorang pada imam. Jikalau hanya berhenti pada keinginan saja tanpa ada gerakan itu jelas tidak cukup.
Yang dibutuhkan dari diri kita agar menjadi penanti yang sejati adalah pemahaman secara ilmi seperti mengetahui kondisi alam dan diri kita yang semakin memburuk. Kemudian pengetahuan secara amali dengan pergerakan menuju sesuatu yang kita inginkan. Pemahaman secara ilmi adalah melalui panca indra; kita melihat dan mendengar betapa banyak orang yang melakukan kedzaliman dan kerusakan. Sedangkan pemahaman secara amaliyah adalah melalui hati.
Untuk lebih jelasnya ada sebuah contoh dari Imam Khomaini Qs. Diceritakan oleh muridnya setelah beliau mendengar ada orang yang ghibah/menggunjing beliau demam selama 3 hari. Mengapa demikian? Karena pengetahuan beliau tentang larangan ghibah tidak hanya terbatas pada pengetahuan secara ilmi saja tapi sudah sampai pada level amali. Sehingga begitu cepat berimbas pada dirinya.
Itu sebabnya mengapa dalam hadis disebutkan: Paling baiknya ibadah adalah menanti kehadiran Imam Mahdi as. Di riwayat yang juga disebutkan bahwa menanti Imam Mahdi as juga disebut paling baiknya jihad. Karena hakikat penantian adalah bergerak. Penanti kemunculan Imam Mahdi as harus ada usaha dan tidak berdiam diri.
Bagaimana caranya agar kita bisa memiliki pemahaman secara amali? Kalau pemahaman secara ilmi semua orang pasti bisa mendapatkannya, dengan cara mencari ilmu dari sumber tertentu lalu memahaminya. Pemahaman secara amali karena alatnya adalah hati, maka hijab yang menutupi cara kerjanya harus dibersihkan, yaitu dosa. Benar bahwa fitrah manusia menyukai hal-hal yang baik, namun jika hati sudah berkarat, maka sulit untuk menerima kebenaran.
Di dalam sebuah ayat Al-Quran disebutkan, “Mereka punya hati namun tidak bisa memahami.” Persis seperti cermin, ia bisa memantulkan gambar yang ada di depannya jika cermin tersebut tidak berkarat dan kotor.
Penantian terhadap Imam Mahdi adalah hal yang berkaitan dengan hati dan jiwa juga. Orang tidak mungkin diperintah secara langsung untuk mencintai, membenci, bersedih dan hal-hal yang berkaitan dengan hati. Beda halnya dengan hal-hal yang berkaitan dengan anggota tubuh lain misalnya berdirilah, berjalanlah, peganglah dan lainya. Hal-hal ini bisa langsung dilakukan dan didapatkan.
Seseorang bisa bahagia dan bersedih harus ada sebabnya terlebih dahulu. Misalnya kita ingin orang lain bahagia kita berikan kabar gembira atau kita ingin orang lain bersedih kita berikan kabar buruk.
Tidak bisa kita memerintahkan orang lain untuk menjadi penanti Imam Mahdi dan langsung diiyakan. Perlu ada penyebab yang akhirnya dia menjadi pecinta Intidzar. Salah satu cara yang bisa menjadikan seseorang sebagai penanti Imam Mahdi as adalah dengan meninggalkan dosa seperti yang disinggung di atas. Karena Imam yang kita nanti dipanggil dan disebut dengan “Nurullah” (Cahaya Allah). Hati dan jiwa yang kotor tidak akan menjadi penanti Imam.
Cara lain yang membuat seseorang akan cinta sebagai penanti Imam adalah dengan perhatian terhadap ibadah shalat. Shalat adalah tiang agama dan semua amalan kita bergantung padanya. Bulan ini (Ramadhan) adalah waktu terbaik untuk membenahi shalat. Mari kita perbaiki shalat kita sehingga hati dan jiwa kita siap menjadi penanti Imam Mahdi as yang sesungguhnya.
Div Perempuan Ikmal bekerjasama dengan bagian Short Coures Jamiah Al-Musthafa mengadakan Short Courese Mahdawiyat