Penutupan Pertemuan Alumni Jamiah Almustafa Qom
Pagi, di penghujung Februari akhir musim dingin, para peserta sarasehan berkumpul di ruang besar pertemuan. Para panitia pun telah menyiapkan semua yang diperlukan dalam acara penutupan ini. Acara dimulai setelah pimpinan Hauzah Ilmiah Qom hadir di tempat. Setelah pembacaan ayat-ayat suci Alquran, Hujjatul Islam Dehqani selaku ketua panitia membuka acara dengan hamdalah dan shalawat. Ia menyampaikan ucapan terimakasih atas kehadiran pimpinan hauzah, Ayatullah A’rafi, dan selamat kepada para peserta yang telah mengikuti program sarasehan selama dua pekan.
Sebelum Ayatullah A’rafi menyampaikan ceramah, sebagian peserta diberi kesempatan untuk menyampaikan pesan dan kesan selama mengikuti panel takhasus, yang terbagi lima kelompok:
1- Kelompok panel Qur`ani; diwakili oleh peserta dari Suria. Setelah hamdalah dan shalawat, ia menyampaikan sebuah ayat bahwa jika seseorang bersama Alquran (dengan bimbingan Ahlulbait as), niscaya ia bersama kebenaran. Karena Alquran adalah kebenaran, sebagaimana firman Allah:
لا يَأْتيهِ الْباطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلا مِنْ خَلْفِهِ
Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya.. (QS: Fushilat 42)
Ia mengungkapkan bahwa dengan sarasehan ini, maka terkumpul lah ilmu, akal dan pandangan kita.
2- Kelompok panel pendidikan; diwakili peserta dari Afganistan. Kesan yang dia sampaikan bahwa program khusus dalam pendidikan yang peserta ikuti, menurutnya bagus, tetapi belum tentu dapat diterapkan di negerinya.
3- Kelompok panel penelitian (tahqiq); diwakili oleh peserta dari Irak. Sebuah ayat yang dia sampaikan:
وَ الَّذينَ جاهَدُوا فينا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنا
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami.. (QS: al-Ankabut 69)
Rasa syukur baginya bahwa ia mendapat kesempatan untuk bersama saudara-saudara dari berbagai negara, dan ini merupakan karunia besar baginya.
4- Kelompok panel tablig; diwakili oleh peserta dari Afrika. Ia mengawali kesan dan pesannya dengan firman Allah:
يا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ ما أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ
Hai rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhan-mu.. (QS: al-Maidah 67)
Kira-kira yang ingin dia sampaikan ialah bahwa tabligh adalah tugas yang mulia dan berat. Kemudian ia mengungkapkan bahwa ia memperoleh banyak pengetahuan dan wawasan dari program ini. Seorang mubalig harus berilmu, namun demikian ilmu tanpa amal, ibarat pohon yang tak berbuah.
5-Kelompok panel media; diwakili oleh peserta dari Yaman. Ia menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ayatullah A’rafi dan seluruh panitia.
Pesan dari sambtutan Ayatullah A’rafi
Setelah hamdalah, shalawat dan ucapan terimakasih kepada para peserta dan panitia sarasehan, dan sebelum poin-poin penting yang ingin beliau sampaikan, beliau memberikan ceramah tentang keagungan Sayidah Fatimah Zahra as. Beberapa poin mengenai putri Rasulullah saw antara lain:
1-Kedudukan yang tinggi, spiritualitas yang suci dan wilayah takwiniyah (otoritas atas alam semesta) termanifestasi pada diri Sayidah Zahra as.
2-Keimanan beliau yang diungkapkan dalam hadis Nabi saw, yang maknanya ialah bahwa Fatimah dipenuhi hatinya oleh Allah swt dengan keimanan. Sesungguhnya, seluruh dirinya adalah keimanan. Sebagaimana iman itu bertingkat-tingkat, Sayidah Fatimah as berada di semua tingkatan iman.
3-Ma’rifat beliau, di antaranya tertuang dalam “Mushaf Zahra as”. Di dalamnya bukanlah perkara-perkara yang sederhana, tetapi merupakan samudera ilmunya. Kemudian muncul tuduhan bahwa mushaf ini adalah di posisi Alquran, dalam arti bahwa kitabullah yang suci mengalami perubahan (tahrif). Jelas yang demikian adalah kebohongan.
Abu Bashir mengungkapkan bahwa di dalam Mushaf Fatimah, tiada di dalamnya satu ayat pun Alquran. Tetapi mushaf ini adalah syarah dan penjelasan Alquran, sumber ilmu dari Allah, yang mengalir kepada para imam, anak keturunan Nabi saw.
Sayidah Fatimah menjadi perantara antara Nabi saw dan para imam Ahlulbait as. Sebagian sahabat Nabi saw, seperti Salman, Abu Dzar dan lainnya belajar ilmu dari Fatimah Zahra as.
4-Mengenai ibadahnya, dalam hadis diterangkan bahwa tiada di antara umat ini, yang paling taat beribadah daripada Fatimah as.
5-Beliau pun mempunyai peran yang besar di dalam keluarganya. Nabi saw mengungkapkan bahwa “Fatimah adalah ibu bagi ayahnya.” Amirul mu`minin Ali as, suaminya juga mengungkapkan bahwa bila melihat Zahra, maka sirna lah semua kegundahan dalam dirinya. Fatimah Zahra adalah ibu yang terbaik bagi anak-anaknya; al-Hasan dan al-Husain, Zainab dan Ruqayah. Mereka mendapatkan sebaik-baik bimbingan dan pelajaran dari ibu mereka.
Beberapa Poin Penting bagi Para Alumni Hauzah
Ayatullah A’rafi kemudian menyampaikan beberapa poin yang diambil dari pengalaman yang nyata, bukan dari suatu wacana, bagi para guru agama dan mubaligh, sebagai berikut:
1- Tablig, menyampaikan seruan Islam tak sebatas pada ceramah. Tetapi mesti dengan cara atau metode yang baik dalam menyampaikan pesan-pesan Tuhan. Tidak terpaku pada satu cara, tetapi banyak cara atau ada cara baru yang mungkin ditemukan oleh seorang mubalig di dalam menyampaikan seruan Islam kepada umat.
2- membaca atau telaah ilmu, setidaknya dua jam dalam sehari, dan mengikuti perkembangan zaman, bahwa ma’rifat dan pengetahuan adalah sebuah prinsip baginya.
3- Dituntut untuk melakukan tahdzib dan tazkiyah nafs.
4- Memiliki bashirah; memiliki pengetahuan tentang sosial dan politik.
5-Seorang mubalig harus mencapai hikmah (bijak) dan syuja’ah (sifat berani yang benar, pada tempatnya).
6- Menjaga keluarganya dan orang-orang terdekatnya, menjaga mereka dari penyimpangan dan jalan kesesatan.