Positive Thinking Terhadap Pasangan
“Gajah di pelupuk mata tak nampak, kuman di seberang lautan nampak”, itulah pepatah yang cocok bagi orang yang selalu mencari kesalahan dan berpikiran negatif kepada orang lain. Orang seperti inipun seperti seekor lalat, hewan yang meskipun berada di taman yang indah nan wangi semerbak oleh bunga-bunga, namun yang dicari hanyalah tempat-tempat yang kotor dan berbau busuk.
Dalam banyak hal, agama sangat mencela sifat buruk sangka, karena dampak-dampak negatif yang akan ditimbulkannya. Buruk sangka akan membawa efek buruk pada psikologis (batin) kita, juga mengganggu keharmonisan hubungan antar sesama manusia.
“Hai orang-orang yang beriman jauhilah banyak berprasangka karena sebagian prasangka adalah dosa.” [QS al-Hujurat:12]
Lebih buruk bila sifat tercela tersebut menimpa pasangan suami istri. Misalnya, seorang istri mengeluh uang bulanan sudah habis, langsung suaminya berkata, “Pasti kamu memberikan uang kepada ibumu ya?!” Atau, seorang suami pulang lambat karena ada urusan yang tak terduga, langsung sang istri menuduh, “Papa pasti tadi jalan-jalan dulu sama teman kantor ya? Perempuan kan?”
Bila kondisi semacam ini terus berlanjut, kehidupan rumah tangga akan jauh dari kehangatan karena saling curiga dan bisa jadi berujung pada penceraian.
Orang yang gemar berpikir negatif (negative-thinking) akan melupakan kebaikan-kebaikan pasangannya karena satu kesalahan, yang mungkin saja dilakukan karena tidak sengaja. Ia akan memvonis buruk sesuatu tanpa melihat penyebabnya terlebih dahulu. Mungkin saja, sesekali seorang istri karena problem yang dihadapinya, tidak dapat menyiapkan masakan, membereskan rumah, dan urusan rumah tangga lainnya. Bagi seorang suami yang negative-thinking dengan mudah akan mengatainya, “Gimana sih, Ummi, kok malas sekali..!? Abi kan capek, pulang kerja pengennya langsung makan…!” Ia lupa bahwa selama ini istrinya selalu melakukan semua rutinitas tersebut dengan baik, namun yang terlihat di matanya hanya kesalahan saat itu.
Atau, seorang suami sesekali pulang ke rumah dengan tangan kosong. Istri yang negative-thinking akan mudah berbicara, “Papah ini gimana sih, pulang kerja kok gak bawa uang? Kita mau makan apa Pa??! Papah sih, kurang gigih bekerja…” Ia lupa bahwa suaminya selama ini sudah membiayai keluarga. Yang namanya rizki, tentu ada naik-turunnya.
Imam Ali as berkata, “Prasangka buruk akan merusak berbagai urusan dan menyebabkan munculnya berbagai keburukan.” [Ghurar al-Hikam:5575]
Dalam sebuah riwayat Rasulullah telah bersabda, “Posisikanlah urusan saudaramu di posisi yang terbaik, sampai terdapat bukti yang menyatakan salah, dan janganlah berprasangka buruk pada ucapan yang keluar dari saudara kalian, jika kamu masih dapat memberikan kemungkinan-kemungkinan baik.”[Amali as-Shaduq, jilid 8, hal 280]
Nah, siapakah ‘saudara’ terdekat kita? Tentulah pasangan kita, yang siang-malam, sepanjang hayat hidup mendampingi kita. Mengapa kita tidak melaksanakan sabda Nabi ini terhadap pasangan kita?
Bagi suami yang positive-thinking sewaktu pulang kerja melihat kondisi rumahnya belum tertata rapi seperti biasanya, atau hidangan belum siap, ia akan berpikir, “Mungkin istriku tidak enak badan, atau anak-anak rewel terus jadi nggak sempat membersihkan rumah dan memasak.” Begitupun seorang istri yang positive-thinking, jika sesekali suaminya telat pulang kerja, ia akan berpikir, “Mungkin tadi di jalan macet atau ada kerjaan lembur.”
Jadi, saat menyaksikan hal-hal yang tidak biasa atau dianggap salah dari pasangannya, ia akan berusaha untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan positif. Ia tidak akan buru-buru curiga dan menuduh ini-itu pada pasangannya. Positive-thinking akan menjadikan seseorang lebih bijak dalam memandang berbagai perilaku pasangannya. Mereka tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan terkait kehidupan berumah tangga, serta tidak mudah terpengaruhi omongan-omongan pihak luar.
Berpikiran positif atau positive-thinking, akhir-akhir ini banyak dibahas oleh para pakar psikologi. Positive-thinking ternyata merupakan salah satu terapi dalam mengobati berbagai gangguan kejiwaan; sebaliknya negative-thinking justru jadi penyebab berbagai gangguan kejiwaan (depresi, stress, cemas, gelisah). Dengan berpikir positif, seseorang akan semakin ringan menjalani kehidupan, terbebas dari stress, dan mudah merasakan kebahagiaan.
Negative-thinking akan menjadikan seseorang lebih banyak mengerutkan dahi dan bermuka masam. Sebaliknya, positive-thinking akan menjadikan seseorang lebih banyak tersenyum dan berwajah ceria. Hal ini pun telah dijelaskan oleh Amirul Mukminin, Imam Ali as dalam beberapa hadis berikut ini.
“Prasangka baik akan membuat hati tenang…” [Ghurar al-Hikam:4816]
“Prasangka baik akan mengurangi kesedihan, dan menyelamatkan diri dari perbuatan dosa.”[Ghurar al-Hikam:4823]
“Barangsiapa yang berprasangka baik pada seseorang maka akan menarik rasa cinta padanya.” [Ghurar al-Hikam:8842]
Nah, jika kita ingin lebih bahagia dalam hidup berumah tangga, marilah berusaha untuk senantiasa berpikiran positif. Berikut ini tips-tips positif thinking kepada pasangan:
Tips-Tips Positif Thinking terhadap Pasangan
Melatih diri untuk memberikan kepercayaan kepada orang lain
Melatih diri untuk mempercayai orang lain tidak pernah mudah. Terlebih jika pada awalnya adalah seseorang yang tidak bisa dipercaya. Sehingga, kamu akan menganalogikan orang lain seperti dirimu.
“Jika kamu ingin mempercayai orang lain, buatlah dirimu bisa dipercaya.”
“Jika kamu jujur terhadap diri sendiri dan pasangan, kemungkinan besar pasanganmu pun akan jujur terhadap dirimu.”
“Jika kamu mencintai dan menyayangi pasanganmu, sebaliknya, pasanganmu pun akan melakukan hal yang, kepadamu.”
Membuang jauh-jauh rasa curiga dan cemburu
Cara membuang jauh-jauh perasaan curiga dan cemburu adalah dengan berkomunikasi secara terbuka. Jika merasa cemburu dan curiga, ungkapkanlah dengan cara yang baik dan hindari perkataan yang menuduh atau menyalahkan. Dengan mengetahui yang sebenarnya akan membuat berpikir lebih positif.
Menyibukkan diri dengan hal-hal positif
Tidak memiliki pekerjaan biasanya akan membuat kita sering berkhayal dan berpikir terlalu jauh. Kadangkala, karena tidak ada kesibukan yang kita lakukan membuat kita sering berpikir negatif.
Untuk mengatasinya, cobalah menyibukkan diri dengan melakukan hal-hal positif atau hal-hal kreatif. Dengan begitu pikiran negatif akan teralihkan ke hal-hal yang bermanfaat.
Setiap orang berhak bergaul dan bealisasirsosi
Orang yang pencemburu seringkali sangat posesif. Akibatnya, dengan siapa pun pasangannya bergaul akan selalu dicurigai. Sudah waktunya move on dan belajar bahwa setiap orang berhak untuk bersosialisasi dan bergaul dengan siapa saja terutama dalam batas-batas yang wajar.
Berusaha menjadi seorang pemaaf
Bukan hal gampang menjadi seorang pemaaf. Namun jika kita bisa melakukannya, kita akan terhindar dari berbagai pikiran negatif. Karena seseorang yang pandai dalam memaafkan orang lain akan bisa memaklumi banyak hal dan lebih bijak dalam mengambil setiap keputusan.
Mengendalikan pikiran
Selama akal kita masih sehat, pasti bisa memilih. Jangan sampai kamu terpengaruh dan berada di bawah kontrol pikiranmu sendiri. Sebisa mungkin, kamu harus mengendalikan pikiranmu dan arahkan ke hal-hal yang positif. Menjadi budak pikiran negatif akan membuatmu jadi kekanak-kanakan dan tidak dewasa, sulit berpikir jernih, dan sering mengambil keputusan yang salah.
Berusaha sering tersenyum
Senyuman dan tertawa bisa membuat tubuh kita memproduksi hormon bahagia. Jika kita merasa bahagia, pikiran pun akan positif. Sebaliknya, jika kita malas tersenyum, maka hal tersebut akan memancing kita cenderung berpikir negatif. Murah senyum adalah sikap yang sudah pasti disukai oleh setiap orang. Selain bermanfaat untuk dirimu sendiri, tentu saja senyummu bisa mempermudah pergaulan juga membuat bahagia pasangan.
Tidak menyamakan pasangan dengan orang lain
Dalam menjalani kehidupan ini, kita berteman dengan siapa saja. Ada kalanya kita berteman dengan orang-orang yang salah. Namun bukan berarti kita boleh menganggap, orang-orang yang mungkin memiliki sifat atau sikap yang hampir sama dengan pasangan adalah orang yang sama.
Misalnya, jika memiliki teman yang suka selingkuh, sehingga membuat berfikir jika pasanganmu melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh teman. Padahal, seringkali kenyataannya tidak demikian.
Orang yang memiliki karakter sama belum tentu memiliki sifat yang sama. Jadi, sebisa mungkin jangan samakan pasangan dengan orang lain. Walaupun dalam beberapa hal mereka memiliki kemiripan.
Berusaha menjadi orang yang toleran dan berpikir jauh kedepan
Dalam berbagai kesempatan, seringkali pasangan kita tidak bisa menepati janjinya. Hal tersebut tidak harus ditanggapi terlalu serius dengan memikirkan hal-hal negatif. Bersabarlah dan tunggulah penjelasan dari pasangan untuk mengetahui alasan yang sebenarnya.
Komunikasi dalam hal ini sangat penting. Karena bisa saja pasangan terlambat disebabkan karena faktor lain seperti hujan, jalanan yang macet, kendaraan yang tiba-tiba bocor atau ngadat, dan masih banyak hal-hal lain yang bisa menyebabkan seseorang tidak bisa menepati janjinya.
Dengan menjadi seseorang yang toleran dan bisa berpikir dewasa serta berpikir jauh kedepan akan membuatmu tidak mengambil keputusan gerabah.