Keagungan Fatimah a.s. Atas Maryam Dalam Riwayat Fariqain
Ratusan ayat (sekitar 135 ayat) dan ratusan hadis tentang keutamaan, kesempurnaan spiritual, dan kepribadian agung Fatimah a.s., puteri Nabi saw. dapat ditemukan dalam referensi tafsir, hadis, rijal, dan sejarah Fariqain.
Dalam rangka turut memperingati hari kelahiran Az-Zahra’, tulisan ini akan memaparkan keagungan Fatimah a.s. atas Maryam dalam riwayat fariqain. Semoga kita semua memperoleh syafaatnya kelak di padang mahsyar.
Fatimah a.s. Wanita Teragung Di Alam Semesta
Allah swt. berfirman: “Dan (Ingatlah) ketika malaikat berkata, “Hai Maryam! Sesungguhnya Allah (untuk beberapa tujuan) telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia.””[1]
Terkait ayat di atas, banyak riwayat menjelaskan keagungan dan keutamaan 4 sosok wanita yang akan disebutkan nama-nama mereka. Dari jalur Ahlu Sunnah, riwayat-riwayat ini dinukil oleh sahabat-sahabat terkenal, di antaranya:
– Ibnu Abbas
– Anas
– Abu Hurairah
– Aisyah
– Jabir bin Abdullah
– Abu Said
– Hudzaifah
– Ummu Salamah
– Ibnu Mas’ud
– Ibnu Umar
– Jabir bin Samurah
– Abu Buraidah Aslami
Dari jalur Ahlul Bait a.s., Imam Ali dan Fatimah a.s. sendiri meriwayatkan pula.
Berikut ini beberapa contoh riwayatnya:
1) Rasulullah saw. bersabda kepada Fatimah a.s., “Wahai Fatimah! Apakah engkau tidak rela menjadi penghulu wanita semesta alam, penghulu wanita umat ini, dan penghulu wanita mukminin!”[2]
2) Di berbagai tempat, Nabi saw. menegaskan keagungan dan kemuliaan Fatimah Zahra a.s. atas seluruh wanita alam semesta dengan berbagai ungkapan. Diriwayatkan bahwa saat Fatimah a.s. sakit, Nabi saw. memberitahukan kepada para sahabat yang kemudian bersama-sama datang ke rumah Fatimah a.s. untuk menjenguknya. Dari luar rumah, Nabi saw. memanggil, “Wahai puteriku! Tutupilah dirimu dengan pakaian karena beberapa orang sahabatku datang untuk menjengukmu.”
Karena pakaian Fatimah tidak mencukupi untuk menutup badannya, Nabi saw. memberikan jubahnya dari balik pintu. Kemudian Nabi saw. beserta para sahabat masuk dan setelah selesai menjenguk, mereka keluar sambil menghibur Nabi saw.
Nabi saw. bersabda, “Ketahuilah bahwa dia (Fatimah) adalah penghulu wanita pada hari kiamat.”[3]
3) Aisyah meriwayatkan, “Suatu hari Fatimah datang menghadap Nabi. Cara jalannya sama persis dengan jalan Rasulullah. Nabi menyambutnya, “Selamat datang, puteriku!”
Kemudian Nabi mempersilahkannya duduk di samping kanan atau kiri beliau. Lalu beliau membisikkan sebuah rahasia ke telinganya yang disambut dengan tangisan oleh Fatimah.
Aku bertanya, “Kenapa engkau menangis?” [Fatimah tidak memberikan jawaban]
Nabi membisikkan rahasia lain kepada Fatimah dan disambut dengan senyuman.
Aku bertanya, “Hingga saat ini, engkau selalu riang dan tidak pernah aku melihatmu bersedih. Apa gerangan penyebabnya?”
Fatimah menjawab, “Aku tidak akan membuka rahasia Rasulullah.”
Fatimah terus menjaga rahasianya hingga Nabi wafat. Saat itu aku tanyakan kembali alasannya.
Fatimah menjawab, “Pada bisikan pertama, Nabi menyatakan, “Malaikat Jibril setiap tahunnya menyodorkan Alquran satu kali kepadaku, namun tahun ini datang dua kali. Aku pikir alasannya adalah karena ajalku telah dekat dan engkau akan menjadi orang pertama yang akan menyusulku.” Saat aku (Fatimah) mendengarnya, aku menangis.”
Fatimah melanjutkan, “Kemudian Nabi berbisik lagi untuk kedua kalinya, “Apakah engkau tidak bahagia saat menjadi penghulu wanita surga atau penghulu wanita mukminin!” Maka aku tersenyum gembira mendengarnya.”[4]
4) Sebagian riwayat berbicara tentang 4 wanita penghulu. Nabi saw. bersabda, “Wanita paling agung di alam semesta ini adalah Khadijah, Fatimah, Maryam, dan Asiyah isteri Fir’aun.”[5]
5) Banyak riwayat dengan berbagai ungkapan menyebutkan:
– “Wanita paling baik di alam semesta ini ada 4 orang, di antaranya Fatimah”
– “Wanita penghuni surga yang paling utama ada 4 orang, di antara mereka adalah Fatimah”
– “Penghulu wanita penghuni surga ada 4 orang, di antara mereka adalah Fatimah”.
Semuanya menunjukkan keagungan Fatimah atas seluruh wanita yang disebut.
6) “Banyak dari kaum lelaki yang mencapai kesempurnaan. Adapun dari kalangan perempuan yang telah menggapainya adalah Maryam binti Imran, Asiyah binti Muzahim (isteri Fir’aun), Khadijah binti Khuwailid dan Fatimah binti Muhammad.”[6]
Keagungan Fatimah a.s. Atas Maryam Dalam Riwayat Ahlu Sunnah
1- Dalam riwayat shahih, Nabi saw. bersabda, “Wahai Fatimah! Apakah engkau tidak bahagia saat menjadi penghulu wanita semesta alam, penghulu wanita umat ini, dan penghulu wanita mukminin!”[7]
Hakim dan Dzahabi menyatakan bahwa riwayat ini shahih. Riwayat ini merupakan dalil yang paling ekspresif atas keagungan Fatimah a.s. dibandingkan seluruh wanita di alam semesta (dari Hawa hingga hari kiamat) dan menyingkirkan segala bentuk kesimpulan yang tidak benar.
2- Dalam riwayat lain, Nabi saw. bersabda kepada Fatimah a.s., “Apakah engkau tidak bahagia saat menjadi penghulu wanita semesta alam!”
“Bagaimana dengan Maryam?” jawab Fatimah.
Nabi bersabda, “Maryam itu penghulu wanita pada alamnya (zamannya).”[8]
3- Dalam sebuah hadis panjang, Ibnu Abbas meriwayatkan dari Nabi saw., “Puteriku Fatimah adalah penghulu wanita semesta alam dari awal hingga akhir.”[9]
4- Riwayat lain yang juga panjang menyebutkan sabda Nabi saw., “Pada kali keempat Allah melihat dan akhirnya memilih Fatimah atas wanita-wanita seluruh alam semesta.”[10]
5- Ibnu Abbas meriwayatkan dari Nabi saw., “Empat wanita menjadi penghulu di masa mereka: Maryam binti Imran, Asiyah binti Muzahim, Khadijah binti Khuwailid, dan Fatimah binti Muhammad. Yang paling mulia di antara mereka adalah Fatimah.”[11]
6- Di lain riwayat yang dinukil Ibnu Abbas dari Nabi saw. menyebutkan, “Wanita paling mulia di alam semesta dari awal hingga akhir adalah Fatimah.”[12]
Keagungan Fatimah a.s. Atas Maryam Dalam Riwayat Syiah
Dalam sumber riwayat dan tafsir Syiah, banyak hadis menunjukkan keagungan Fatimah a.s. yang akan kita sebutkan secara sekilas sebagai berikut:
1- Dalam sebuah hadis yang cukup panjang, Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya puteriku, Fatimah adalah penghulu wanita alam semesta.”
Ditanyakan kepada beliau saw., “Wahai Rasulallah! Apakah penghulu wanita pada masanya?”
Nabi saw. menjawab, “Itu untuk Maryam binti Imran. Adapun puteriku Fatimah adalah penghulu wanita semesta alam dari awal hingga akhir. Saat ia berdiri di mihrabnya, 70 ribu malaikat muqarrabin mengucapkan salam kepadanya dan menyerunya sebagaimana Maryam diseru: “Hai Fatimah! Sesungguhnya Allah (untuk beberapa tujuan) telah memilihmu, mensucikanmu dan melebihkanmu atas segala wanita di dunia.””[13]
2- Dalam hadis lain, Nabi saw. bersabda, “Puteriku Fatimah penghulu wanita alam semesta dari awal hingga akhir. Ia belahan jiwaku, cahaya mataku, buah hatiku, jiwa di badanku. Ia bidadari berbentuk insan yang berasal dariku. Setiap kali ia berdiri untuk beribadah kepada Tuhannya di mihrabnya, cahayanya memancar untuk malaikat di langit sebagaimana cahaya bintang yang memancar bagi penduduk bumi. Allah swt. berfirman kepada malaikat-malaikat-Nya, “Malaikat-malaikat-Ku! Lihatlah pelayanku (yang berkhidmat kepadaku) Fatimah, penghulu para pelayanku. Ia sedang berdiri menghadap-Ku, tubuhnya gemetar karena rasa takut dan khusyu’nya kepada-Ku. Ia beribadah kepada-Ku dengan sepenuh hatinya. Saksikanlah bahwa Aku akan memberikan keamanan kepada para pengikutnya dari api neraka.”[14]
3- Dalam hadis lain disebutkan, “Sesungguhnya Asiyah binti Muzahim, Maryam binti Imran, dan Khadijah binti Khuwailid berjalan beriringan menuju surga di depan Fatimah sebagai hijab baginya.”[15]
4- Dalam riwayat salah seorang imam disebutkan, “Kenabian seorang nabi tidak sempurna sehingga mengakui keutamaan dan kecintaan terhadap Fatimah, Ash-Shiddiqah Al-Kubra.”[16]
5- Imam Baqir a.s. berkata, “Ketaatan kepada Fatimah diwajibkan atas seluruh ciptaan Allah dari jin, manusia, burung, binatang buas, para nabi, dan malaikat.”[17]
Tidak diragukan bahwa Fatimah a.s. adalah rahasia dari rahasia-rahasia Allah swt. di alam imkan ini. Tidak ada satu wujud pun yang menyerupai ibu dari 11 imam tersebut. Konsekuensinya adalah wajib mengenal sosok Fatimah dari segala sisinya lebih banyak lagi dan menjadikannya sebagai teladan bagi kita semua, baik kaum lelaki atau wanita, dalam seluruh aspek kehidupan.
[1] QS. Ali ‘Imran [3]: 42.
[2] Al-Mustadrak, Hakim Nisyaburi, (Dar Al-Ma’rifah, Beirut), jilid 3, halaman 156.
[3] Ibid.
[4] Shahih Bukhari, Muhammad bin Ismail Bukhari, (Dar Al-Jail, Beirut), Jilid 4, halaman 248, Kitab Bad’u Al-Khalq, Bab ‘Alamat An-Nubuwwah Fi Al-Islam.
[5] Ad-Durr Al-Mantsur, Jalaluddin Suyuti, (Dar Al-Fikr, Beirut), 1993, jilid 2, halaman 193.
[6] Al-Musnad, Ahmad bin Hanbal, (Dar Shadir, Beirut), jilid 2, halaman 511; Al-Fushul Al-Muhimmah, Ibnu Shabbagh Maliki, (Muassasah Al-A’lami Li Al-Mathbu’at, Beirut), 1988, halaman 127.
[7] Al-Mustadrak, jilid 3, halaman 156.
[8] Fath Al-Qadir, Muhammad Syaukani, Dar Al-Ma’rifah, Beirut, 1996, jilid 1, halaman 439.
[9] Faraid As-Samthain, Ibrahim Juwaini, jilid 2, halaman 35.
[10] Yanabi’ Al-Mawaddah, Sulaiman Qundusi, halaman 247, Bab 56.
[11] Ad-Durr Al-Mantsur, jilid 2, halaman 194.
[12] Al-Manaqib Al-Murtadhawiyyah, halaman 113 menukil dari Ghulam Ridha Kisai, Manaqib A-Zahra’, Qom, Percetakan Mehr, halaman 62.
[13] Bihar Al-Bihar, Muhammad Baqir Majlisi, Muassasah Al-Wafa’, Beirut, 1983, jilid 43, halaman 24, hadis ke-20.
[14] Musnad Fatimah Az-Zahra’, Husain Syaikh Al-Islami, Markaz-e Entesyarat-e Daftar-e Tablighat-e Eslami, Qom, halaman 72.
[15] Ibid.
[16] Al-Asrar Al-Fathimiyyah, Muassasah Al-Anwar Al-Fathimiyyah, 2002 M., halaman 219.
[17] Dalail Al-Imamah, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir bin Rustam Thabari, Percetakan Ar-Radhi, halaman 28.